Kamis, 17 Maret 2011

Hanifah's Birthday

Tak banyak yang bisa diceritakan untuk hari ini, karena hari ini berjalan normal seperti biasa.
"Selamat ulang tahun, Nipah," sahut Husna sembari berlari menghampiri Hanifah.
"Terima kasih, Una," jawab Hanifah. Senyum manis tersungging di wajahnya yang tak kalah manis.

Tiba-tiba dari arah pintu, muncul kepala Salsa. Dia pun berlari masuk ke dalam kelas dengan senyum cerianya.
"Selamat ulang tahun, Nipah," Salsa mengatakan persis seperti apa yang dikatakan Husna 5 detik yang lalu.
"Terima kasih," lagi-lagi Hanifah mengucapkan terima kasih.
Salsa meletakkan tasnya di meja Tatid untuk sementara, kemudian dia membuka tasnya, dan mengeluarkan sebuah benda yang dibungkus dengan selembar kertas kado yang menarik.
"Ini," Salsa menyodorkan kado tersebut.
"Terima kasih," ucap Hanifah lagi. Dia bersorak girang sambil memeluk hadiah pertamanya tersebut.

Tak beberapa lama, akhwat 6C rusuh.
"Wedeeeh, Salsa!" mereka menggoda Salsa.
Salsa hanya cengengesan.
"Yes, ada yang menemani aku," teriak seseorang girang.
"Bertambah, deh," teriak yang lain.
Kamu tahu, ada apa diantara mereka? Yah, mungkin itu rahasia mereka dan kita tak perlu tahu.

Bel berbunyi 5 menit kemudian. Tetap dengan keceriaan mereka, mereka berbaris. Kemudian masuk ke dalam kelas dan berdoa di sana sampai Bu Nia masuk menghampiri mereka. Pada detik itu juga, Matematika segera dimulai.

Dilanjutkan dengan T2Q dan istirahat, kemudian IPS, ulangan bab terakhir, Ekspor dan Impor.
"Nggak perlu review, kan?" tanya Bu Anis.
"Perlu!" teriak 6C rusuh.
"Nggak!" Bu Anis juga tak kalah rusuh.
30 lawan 1. Ternyata yang menang Bu Anis. Tentu saja, karena 6C tahu, Bu Anislah yang paling berkuasa diantara mereka. Mau tidak mau, mereka tetap harus menaati beliau.

Ulangan dimulai.
Keadaan kelas hening sekali.
Hanya ada suara batuk yang sekali-sekali tedengar.
Dan suara pensil serta penghapus yang mereka gunakan.

"Bu Anis mau ke kantor dulu," kata Bu Anis tiba-tiba. Rupanya beliau ada sedikit keperluan.
"Iya, Bu. Silakaaan," sahut 6C semangat. Namun semangatnya 6C itu, membuat Bu Anis curiga.
"Nggak jadi, deh," kata Bu Anis sembari kembali duduk di kursinya.
"Yahh. Kenapa, Bu?" tanya Ghina.
"Takut nggak aman. Aman nggak nih, kalau Bu Anis tinggal sebentar?" tanya Bu Anis lagi.
"Aman, Bu," jawab 6C. Tapi tidak sesemangat yang tadi. Rupanya itu adalah kesengajaan, supaya Bu Anis bisa percaya kepada mereka.
"Nggak, deh," kata Bu Anis.
"Yahh," 6C hanya bisa mengeluh pelan.

Ulangan IPS sudah selesai sedari tadi. Kini saatnya untuk sholat dan makan siang.
"Yang katering biru siapa saja? Aku minta jeruknya, dong!" pinta Ghina.
"Yang katering bulat siapa saja? Aku minta minumannya, dong!" pinta Dinda.
"Ahh, pada minta melulu," gerutu Pak Yuhdi yang kebetulan ada di situ.
"Habisnya nggak makanannya aku nggak enak, Pak."

Bahasa Sunda, Bahasa Indonesia, dan PAI.

Hei, jangan komplain kalau Diary hari ini pendek, ya? Kan sudah dibilang dari awal bahwa tak banyak yang bisa diceritakan untuk hari ini. Hehehe. Bagi 6C, kalau ada yang mau menambahkan sesuatu yang seru-seru lagi, silakan beri komentar.

3 komentar:

Berikan saran, kritik, dan komentar kamu tentang Diary 6C! Segala pesan yang kamu berikan sangat berarti bagi kami.