Jumat, 25 Maret 2011

Sehari Tanpa Belajar

Ketika kelas-kelas yang lain sedang sibuk belajar, 6C malah asyik bermain. Ya, khusus untuk hari ini, 6C tidak belajar dengan serius, mereka belajar sambil bermain. Bahkan bisa dibilang, mereka sama sekali tidak belajar di hari yang ceria itu.

Pagi itu, awan mendung menggantung di langit-langit kota Bogor. Tapi 6C tak peduli, dengan semangat 45, mereka tetap datang ke sekolah dengan niat ingin belajar karena Allah Ta'ala. Sesampainya mereka di sekolah, mereka menikmati angin yang berhembus kencang sambil mengobrol ria.

Bel berbunyi. Masih dengan semangat mereka, 6C berbaris di luar kelas bersama Pak Muslim dengan tertib, kemudian masuk ke dalam kelas dengan tak kalah tertib. Usai berdoa, IPA dimulai.

Usai IPA, Matematika dimulai. Dalam kesempatan Matematika kali ini, Bu Nia memberikan tes 3 menit yang berisikan 15 soal. Kertas tes pun dibagikan secara merata, 1 anak, 1 kertas.
"Balik kertasnya, lalu kerjakan dengan teliti," kata Bu Nia.
6C pun membalik kertas mereka, kemudian mengerjakan dengan teliti, sesuai dengan perintah dari Bu Nia. Tapi rupanya, tes 3 menit tersebut adalah jebakan. Karena sebenarnya, jika kamu teliti, kamu akan menemukan tulisan 'kerjakan soal nomor 1 dan nomor 2 saja!' di nomor 14. Dan ternyata, 6C lumayan teliti karena masih ada dua sampai tiga orang anak yang tidak terjebak.

"Jadi judulnya, Ibu lagi ngerjain kita, nih?" tanya Aris, salah satu korban.
"Hahaha," Bu Nia tak berkata apa-apa, melainkan hanya tertawa.

"Kok ada tulisan special for 6Anya, Bu?" tanya Salsa menunjuk sebuah tulisan di bawah judul.
"Tadinya Bu Nia cuman mau ngerjain 6A doang. Tapi kayaknya kalau ngerjain 6C, seru juga," jawab Bu Nia sambil tersenyum nakal.
"Ihh," 6C protes.

Sisa-sisa waktu Matematika itu bukan digunakan untuk belajar, tapi mengobrol bersama Bu Nia tentang Mabit yang akan dilaksanakan pekan depan.
"Aku nggak sabar pengen mabit, ihh," ucap Ghina.
"Harus sabar, dong, Ghin," nasihat Bu Nia.
"Hahaha."

Istirahat, kemudian Bimbel Matematika (reguler). Dilanjutkan dengan sholat Jumat atau Keputrian. Ketika ikhwan sudah pergi ke masjid untuk menunaikan sholat Jumat, akhwat ramai bernyanyi di dalam kelas. Sampai Pak Budi, Ayahnya Salsa masuk ke dalam kelas.
"Mau foto, nggak?" tanya beliau langsung.
6C yang memang terkenal narsis itu langsung setuju. Maka, mereka pun langsung ramai berfoto-foto. Usai berfoto, Pak Budi langsung pergi.

"Itu handphone siapa?" tanya Sasa menunjuk meja Salsa.
"Hah? Itu handphone Ayah aku! Yah, gimana dong? Ayaaah, ketinggalan, nihh," tanya Salsa panik.
"Tenang, Sal. Titip ke Bu Anis saja," saran Halimah.
Tanpa menunggu apa-apa lagi, Salsa langsung berlari menuju kantor, kemudian menjelaskan kepada Bu Anis, apa yang sebenarnya terjadi.
"Sini, handphonenya di Ibu dulu. Nanti sore Ibu balikin, ya," kata Bu Anis.
Salsa mengangguk.

Hari Jumat yang seru itu pun berlalu setelah Bimbel Ujian Sekolah dan Bahasa Indonesia usai (tanpa belajar).

2 komentar:

Berikan saran, kritik, dan komentar kamu tentang Diary 6C! Segala pesan yang kamu berikan sangat berarti bagi kami.