Jumat, 11 Maret 2011

Membuat Jam

Diary 6C diciptakan untuk berbagi. Berbagi tentang keseharian 6C. Karena di setiap detiknya, 6C punya hal baru yang bisa diceritakan kepada dunia. Tentang keceriaan mereka, tentang kebandelan mereka, tentang kerusuhan mereka, bahkan juga tentang rahasia dan aib mereka.

Matahari baru saja menampakkan sinarnya sejak 1 jam yang lalu. Namun, kelas yang ceria tersebut sudah rusuh duluan.
"11 Maret... Diriku masuk penjara...," Safira bernyanyi girang.
"Eh, sekarang tanggal 11 Maret, ya?" tanya Salsa.
"Iya," jawab Safira menyelingi lagunya.

Usai berbaris, akhwat bukannya segera masuk ke dalam kelas, malah asyik bermain di luar kelas.
"Assalamualaikum, Pak," salam Sasa ketika Pak Gungun lewat.
"Waalaikumsalam," Pak Gungun menjawab salam Sasa.
"Pak, kok Bapak tiap hari lewat sini terus, sih?" tanya Sasa.
"Nggak boleh?" tanya Pak Gungun sebelum pergi berlalu meninggalkan Sasa.
"Nggak, hehehe," jawab Sasa, namun Pak Gungun sudah tidak mendengarnya lagi.

Tiba-tiba Pak Muslim datang.
"Sudah, sudah. Masuk! Masuk! Kok malah pada di sini, sih?" tanya Pak Muslim.
Akhwat itu menurut, mereka masuk ke dalam kelas dengan tertib, dan IPA pun dimulai 5 menit kemudian.

Mulanya, IPA berlangsung dengan santai sekali, hingga sesuatu pun terjadi.
"Hahaha," terdengar keras suara Ghina.
"Kenapa, sih?" tanya Halimah heran.
"Ini," Ghina mengacungkan Al-Qurannya, "ketemu."
"Astaghfirullah," serempak, 6C menggeleng bersamaan. Kecuali Pak Muslim dan Ghina, tentu saja.

Ya, kemarin, Ghina mencari Al-Qurannya yang hilang sampai dia kalang kabut.
"AL-QURAN AKU MANA? UNA NGUMPETIN, YA? ZIRA NGUMPETIN, YA? ACA NGUMPETIN, YA?" hampir seluruh murid 6C dituduh oleh Ghina, sampai-sampai, Ghina membuat iklan panjang di papan tulis.

Usai IPA, Matematika, istirahat, Bimbel Matematika (reguler), dan istirahat.
"Payaaah, kelas kita miskin banget, sih?" keluh Afi.
"Iya, nggak punya cermin, nggak punya sapu, nggak punya serokan, nggak punya lampu, dan sekarang, nggak punya jam, pula!" tambah Husna.
"Hem?" Sasa mengambil spidol, kemudian membuat bulatan besar di papan tulis.
"Mau buat apa, Ca?" tanya Rahma.
"Karena kelas kita nggak punya jam (baca: Mempercepat Waktu), jadi aku bikin jam saja, deh," kata Sasa. Rupanya, dia membuat gambar jam disana.

"Sekarang jam berapa?" tanya Sasa.
"Jam 1 kurang 15," jawab Husna setelah melirik jam tangannya.
Kemudian Sasa pun menarik sebuah garis menuju angka 1, dan sebuah garis lagi ke angka 9.
"Bagus, Ca," komentar Ghina.

Ikhwan datang.
"Wah, apa-apaan, nih?" tanya Zulkifli memandangi jam buatan Sasa.
"Jam cadangan," jawab Sasa sekenanya.
Tiba-tiba, ikhwan yang lain ikut datang dan merubah jarum arah jarum jam tersebut. Menjadi, panjang di 6, dan pendek di antara 3 dan 4.
"Sudah waktunya pulaaang," sorak mereka.
"Jihh?" sahut yang lain.

Ya, begitulah hari Jumat yang indah ini berlalu setelah Bimbel US dan Bahasa Indonesia.

1 komentar:

Berikan saran, kritik, dan komentar kamu tentang Diary 6C! Segala pesan yang kamu berikan sangat berarti bagi kami.