Kamis, 26 Agustus 2010

SeNyUM

Sepekan Nyantri di Ummul Quro atau yang biasa disebut dengan SeNyUM merupakan kegiatan rutin setiap tahun yang diadakan saat bulan Ramadhan. Tujuan acara SeNyUM ini adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan amal ibadah
2. Melatih kesabaran
3. Meningkatkan rasa persaudaraan sesama muslim
4. Melatih diri menjadi insan bertaqwa

"Al-Quran di hatiku, kubaca dan kujaga selalu," merupakan tema SeNyUM untuk tahun ini.

Kelompok-kelompok untuk kali ini merupakan nama-nama surat yang terdapat pada Al-Quran. Setiap satu kelompok terdiri atas murid-murid campuran dari  kelas A, kelas B, kelas C, dan kelas D. Setiap kelompok rata-rata terdiri dari 12 murid dan 1 pembina.

Senin, 23 Agustus 2010
Hari pertama SeNyUM ini diawali dengan ceria. Pembukaan dilapangan dilaksanakan dengan sepenuh hati. Ada juga Training Motivation dengan Kak Imam.

Selasa, 24 Agustus 2010
Kalau kemarin dengan Kak Imam, sekarang dengan Kak Syauqi. Kak Syauqi adalah salah satu murid dari pondok pesantren Husnul Khatimah (kelas 10) di Kuningan. Kakak yang berumur 15 tahun ini sudah hafal kurang lebih 15 juz. Hebatnya lagi, Kak Syauqi ini merupakan salah satu alumni dari SDIT Ummul Quro. Saat Kak Syauqi sudah tamat SD, Kak Syauqi sudah menghafalkan sekitar 3 juz setengah. Yakni juz 30, 29, 28, dan sebagian juz 27. Dan pada kesempatan kali ini, Kak Syauqi akan memberi tips tentang cara mudah menghafal Al-Quran. Ternyata, cara praktis dari Kak Syauqi adalah membaca ayat tersebut sebanyak 40 kali, lalu Quran ditutup. Saat membaca sebanyak 40 kali itu, otak secara otomatis akan merekam ayat itu. Dan murajaahlah setiap hari meski hanya 1 surat.

Rabu, 25 Agustus 2010
Menyebarkan Al-Quran kepada sesama muslim merupakan salah satu kebaikan. Pada hari ini, level 6 mengadakan program Tok-Tok Quran. Program ini adalah program pertama kali di dunia yang dilaksanakan oleh anak SD kelas 6. Al-Quran itu sendiri berasal dari murid-murid yang mau menyumbangkan Al-Qurannya. Juga berasal dari tetangga atau orang lain yang mau menyumbangkan dana untuk program ini.

Sebagai penutup, kegiatan menghias parcel dijalankan. Sambil menghias parcel, Bu Ila berkeliling dari satu kelompok ke satu kelompok lainnya untuk menilai Kreatifitas Quran dari setiap kelompok. Kreatifitas Quran itu bisa berupa apa saja. Misalnya drama, puisi, atau nasyid. Seperti namanya, kreatifitasnya harus tentang Quran.

Kamis, 26 Agustus 2010
Semua murid menuju kelasnya masing-masing. Saat bel berbunyi, baik ikhwan mau pun akhwat, semua menuju masjid untuk menunaikan sholat Ashar.

Usai sholat Ashar, murid-murid dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 menuju lapangan untuk menyaksikan penampilan-penampilan dari sang pemenang. Satu level satu pemenang.

Lalu menuju kelas masing-masing untuk berbuka puasa bersama. Dan sholat Maghrib.

Jumat, 20 Agustus 2010

Di Luar Perpustakaan

Pelajaran Bahasa Indonesia memulai hari. Diikuti dengan pelajaran PKn. Dalam pelajaran PKn, terjadi sedikit keributan.

"Yang belum ulangan PKn atau remedial, silakan tetap di kelas. Yang sudah ulangan dan tidak remedial, silakan ke perpustakaan, kerjakan seperti contoh pada halaman 22," kata Pak Fauzi. Yang dimaksud Pak Fauzi pada halaman 22 adalah biodata beberapa pahlawan seperti tanggal lahirnya, tanggal wafatnya, perjuangannya, dan beberapa contohnya.

Murid yang tidak ulangan pun segera berlarian keluar kelas menuju perpustakaan.

"Bu, ada RPUL?" tanya Husna kepada petugas perpustakaan.
Dikacangin.
"BU, ADA RPUL?" tanya Husna, kali ini lebih keras.
Tak ada jawaban.
"IBU! ADA RPUL NGGAK?" tanya Husna. Lebih keras dari pada sebelumnya.
Dan lagi-lagi tak ada jawaban. Lalu Husna melangkah menjauh.
"Pakai RPUL aku saja, Na," saran Salsa.

"Eh, ini ngapain pada di sini?" tanya petugas perpustakaan yang tadi nggak menjawab saat ditanya.
"Ada tugas, Bu," jawab Hanifah.
"Siapa gurunya?" tanyanya lagi.
"Pak Fauzi," jawab Dinda.
"Mana Pak Fauzinya?" tanyanya kembali.
"Mengawasi pelaksanaan ujian," jawab Rahma.
"Kenapa nggak ke sini Pak Fauzinya?" tanyanya untuk yang kesekian kalinya.
"Kan mengawasi ujian," bela Sasa.
"Kalau gurunya nggak kesini, nggak boleh. Gurunya jangan sembarangan ngirim anak ke perpustakaan, dong!" kata petugas perpustakaan itu.

Dengan lesu, murid-murid 6C yang malang itu keluar perpustakaan.

"Aku mau masuk dulu, ya," kata Rahma dan Husna.
"Eh, jangan, kan katanya nggak boleh masuk," teriak Ghina.
"Oh, iya, yah," jawab Rahma.

"Itu nama petugasnya siapa, siapa, sih?" tanya Dinda.
"Nggak tahu aku juga," jawab Salsa.
Yang lain pun sama saja. Sama-sama tidak tahu.

Tak lama, petugas perpustakaan itu keluar. Lalu ia berkata, "ngapain di luar?".
"Yah, gimana sih, tadi kita diusir, sekarang malah ditanyain," bisik Dinda.
"Hahaha," Rahma, Husna, Sasa, dan Hanifah tertawa.

Usai mengerjakan tugas, murid 6C yang tadi diusir dari perpustakaan itu mengadu kepada Bu Anis. Lalu Bu Anis memberikan saran supaya melaporkan hal ini kepada Bu Entin sang kepala sekolah.

"Iya, terima kasih informasinya. Nanti Bu Entin ngomong sama petugasnya itu. Kalau dilarang membuat peraturan sendiri," kata Bu Entin. Dan pada detik itu, 6C puas sudah.

Pelajaran terakhir sebagai penutup adalah Matematika.

Kamis, 19 Agustus 2010

ASEAN

T2Q pagi itu menyambut hari.

"Baik, Tarjamah hari ini adalah tes lisan Bacaan Duduk di Antara Dua Sujud. Bagi yang sudah, silakan hafalkan Bacaan Tahiyat Akhir yang sudah ditulis di buku tulis kalian dalam pertemuan minggu kemarin," kata Pak Musyafa.

"Pak, yang sudah boleh membaca Quran?" tanya Afi.
"Hmm, nanti saja. Hafalkan dulu Bacaan Tahiyat Akhirnya," jawab Pak Musyafa.
"Yah, Bapak menghabiskan umur," kata Husna.
"Lho, kerjakan dahulu tugas utamanya," kata Pak Musyafa.

Seperti kemarin, istirahat kembali diwarnai oleh tilawah.

IPS sebagai pelajaran terkahir untuk hari ini adalah untuk hari ini. Yaitu membuat keterangan negara-negara ASEAN. Sebagai akibatnya, akhwat terpaksa sholat Dzuhur berkelompok (3-10 orang) bergantian untuk menyelesaikan tugas IPS tersebut.

Rabu, 18 Agustus 2010

The Best Wednesday

Awal hari Rabu itu diawali dengan acara baris-berbaris. Zira hari itu absen.

Pelajaran Matematika mulanya berjalan lancar. Hingga Bu Nia mengabsen seluruh anak, menanyakan apakah sudah mengerjakan PR. Hasilnya, 80% dari 29 (tanpa Zira) anak tidak mengerjakannya.

Maka, Matematika hari itu belajar tentang satuan liter.

Istirahat serasa kurang lengkap dengan tiadanya makan. Memang, tapi orang beriman tahu apa yang harus dilakukannya disaat seperti itu. Sabar, tawakal, dan ikhlas.

"Azzam, ke perpus, yuk," ajak Nevan.

Dinda, Hanifah, Husna, Sasa, Rahma, dan Safira menghabiskan detik-detik terakhir waktu istirahat dengan tilawah. Dinda sudah mencapai juz 12. Hanifah, Sasa, dan Rahma sudah mencapai juz 29. Sementara Husna sudah khatam 1 kali dan sekarang juz 2.

"Nanti, kalian akan ke perpustakaan, bacakan sebuah cerita untuk temanmu dari sebuah buku. Lalu teman yang mendengarkan bergantian membacakan cerita. Kemudian, ringkaslah cerita yang kamu dengar dari temanmu itu di buku tulis!" perintah Bu Anis pada saat jam pelajaran Bahasa Indonesia.

Keadaan di perpustakaan pagi menjelang siang itu ramai. Murid SMP tampak sedang menonton CD tentang hari kiamat yang laku di perpustakaan (maksudnya sering ditonton oleh pengunjung perpustakaan).

"Pak, sepertinya kita dulu pernah nonton film itu, Pak?" tanya Ghina kepada Pak Asep yang saat itu sedang membaca juga.
"Iya, tapi di perpustakaan lantai satu," jawab Pak Asep.
"Bukannya yang di perpustakaan lantai satu itu nonton film tentang sejarah hidup Abu Bakar?" tanya Dinda dan Husna. Kompak.
"Oh, iya. Berarti pernah nonton di sini," kata Pak Asep.

"Sudah juz berapa, Pak?" tanya Dinda kepada Pak Asep.
"Juz 7," jawab Pak Asep.
"Tapi sudah khatam satu kali, loh!" lanjut Pak Asep.
"Kapan khatamnya, Pak?" tanya Dinda lagi. Layaknya wartawan.
"Kemarin, hari Senin," jawab Pak Asep.
"Berarti Bapak sehari baca 5 juz. Karena kemarin Senin kan hari ke 6. Berarti 5 juz dikali 6 hari sama dengan 30 juz," kata Husna.
"Yap," Pak Asep mengiyakan.
"Ssst, sudah. Kerjakan dulu tugasnya!" kata Bu Anis.
"Iya, Bu," jawab Dinda dan Husna sambil kembali menekuni buku tulisnya masing-masing.

Oh, iya. Foto di kiri atas entri ini adalah buku pelajaran Bahasa Indonesia khusus kelas 6. Berikut lengkapnya:

Judul: Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas
Kelas: 6
Pengarang: Edi Warsidi & Farika
Penerbit: Pusat Perbukuan Depdiknas
Tahun: 2008

Hehe, nggak penting banget, yah?

"Bu, ke masjid, ya?" tanya Nevan memecah kesunyian.
"Belum, nanti dulu," jawab Bu Anis.
Nevan menggerutu pelan.
Dan berakhirlah hari itu di sekolah.

Senin, 16 Agustus 2010

Hari Kejepit

Setelah kemarin libur dua hari (sabtu dan minggu), hari ini masuk. Lalu esoknya (17 Agustus 2010) libur lagi. Jadi, wajar saja bahwa banyak yang mengatakan bahwa hari ini merupakan hari kejepit.

Hari itu, papan tulis diletakkan mengahadap barat. Sementara siswa-siswinya menghadap timur. Hal itu terjadi karena sebelumnya, papan yang membatasi kelas 6C dan 6B sempat terlipat (terbuka).

Pelajaran IPA kali ini berjalan lancar meski Pak Muslim berkali-kali mengatakan, "jangan banyak bertanya!".

Yang namanya belajar itu harus banyak bertanya, supaya materi yang diberikan cepat dipahamkan oleh siswa didik. Tapi, hal ini sebenarnya tak mustahil, karena materi yang sedang di berikan Pak Muslim adalah tentang masa pubertas. Maka dari itu, Pak Muslim hanya memberi tahu setengah-setengah.

"Pak, kok bisa sperma dari laki-laki bertemu sel telur dari perempuan?" tanya Zira. Sebenarnya, Zira sudah mengetahui jawaban yang sebenarnya. Mungkin, ia hanya iseng.
"Sudah! Jangan banyak bertanya! Dengarkan saja!" bentak Pak Muslim. Lembut, tapi tetap tegas.

Usai pelajaran, Pak Muslim berkata bahwa pada pelajaran IPA pertemuan selanjutnya, akhwat dan ikhwan belajar secara terpisah (mungkin supaya belajarnya lebih leluasa). Setelah mendengar hal itu, akhwat dan ikhwan mendesah lega.

Pelajaran kedua pada pagi hari ini adalah Bahasa Inggris. Pada awal pelajaran, Bu Sari menyuruh Aris untuk maju ke depan. Lalu Aris disuruh memperagakan sesuatu oleh Bu Sari. Dan murid lainnya menebak apa yang kira-kira sedang di lakukan oleh Aris. Begitu seterusnya. Yang memperagakan dapat 100. Yang menjawab (dengan baik dan benar) mendapat 100 juga. Kelompoknya ada 3 (Bu Sari, akhwat, dan ikhwan). Tapi, pada pertengahan permainan, terjadi kecurangan. Bu Sari, memberi nilai pada dirinya sendiri sebanyak 1000, yang seharusnya 100. Jelas saja, pada akhir permainan, Bu Sari unggul dengan nilai 2000.

Setalah itu, Bu Sari mengetes kemampuan membaca (dalam bahasa Inggris) 6C. Sambil menunggu giliran tes membaca, Bu Sari memberi latihan pada halaman 7 dan 9 di buku paket.

Pada saat istirahat, terlihat di luar, dipasang bendera-bendera plastik dan balon-balon berwarna merah dan putih. Tujuannya ialah memperingatkan DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE-65.

Pelajaran terakhir, PAI. Membahas tentang tarawih dan tadarus Al-Quran.

Jumat, 13 Agustus 2010

Bukan Hari Sial

"Ada ulangan Pkn, ya?" tanya Ghina di suatu Jumat.
"Yup."
"Yaaaahh, aku belum belajar," keluh Ghina sembari mengangkat kursi.

Pada bulan puasa ini, jam Morning Meeting (MM) atau Pertemuan Pagi (PP) ditiadakan. Eh, siapa yang pertama kali mengeluarkan istilah PP atau Pertemuan Pagi? Hahahaha. Apaan, tuh. Maka karena itu, pelajaran langsung berlanjut ke Bahasa Indonesia.

"Buat apa ya, kita belajar bahasa Indonesia, padahal kita sudah pake bahasa Indonesia waktu ngomong sehari-hari," kata Dinda.

Mungkin, terkadang saat pelajaran Bahasa Indonesia, yang ada hanya bosan. Padahal saat ulangan, nilai tidak sempurna alias seratus. Ckckck...

Pelajaran kedua, PKn. Ulangan.
Pelajaran terakhir sebelum sholat, adalah Matematika.

Kamis, 12 Agustus 2010

Kamis Atau Senin?

"Lihat! Ada nasi goreng terbang! Hahahaha," kata Kiki sambil menunjuk langit.
Semua, termasuk akhwat menengok, ingin mengetahui apa yang terjadi.
"Yah, ternyata cuma helikopter warna oren, hahaha," jawab Amel, ikut tertawa.
Semua nyengir.
"Aduuh, gimana nih, aku bawanya buku jadwal hari Senin," kata Nindi.
"Aaah, aku juga," kata Rahma.
"Hahaha, aku juga," kata Halimah.
"Aku tahu, karena kemarin libur dua hari. Terus hari ini pakai baju merah-putih. Jadi, karena itu kalian kira ini hari Senin," kata Husna.

Pagi yang indah itu, terlihat akhwat 6C sedang duduk-duduk lesehan menyandar pada tas sambil membaca Al-Quran. Sementara itu, ikhwan ada di dalam kelas mengatur meja dan kursi (bekas Tarhib Ramadhan). Rahma sudah mencapai juz 10. Dan targetnya 1 kali khatam. Padahal, seharusnya 3 kali khatam juga pasti dia mampu. Rahma kalau membaca memang cepat, apalagi membaca buku novel. Kecuali kalau membaca tugas Bahasa Sunda (Rahma orang Jawa, sih). Kata Dinda, "EDDAAANN."

Saat bel, semua berbaris (tanpa guru). Lalu masuk kelas (tanpa guru pula).
"Kok yang akhwat nggak diaturin meja sama kursinya?" tanya akhwat. Protes.
"Yee, males amat," ikhwan cuek.
"Sabaar, ini bulan puasa. Duduk saja di bawah, yuk!" ajak seseorang (akhwat).
"Hahahaha, yang namanya ikhwan itu harus duduk diatas, karena ikhwan harus lebih dimuliakan," sahut Kiki.
"Beuh, harusnya akhwat!" protes lagi.
"Sudah, sudah. Mendingan kita doa saja, dulu," kata Safira.
Maka, berdoa dimulai (akhwat masih duduk dibawah).

Usai berdoa, Pak Ghoni (guru T2Q yang mengajar di 6C) masuk. Diikuti oleh Pak Yuhdi yang membawa kertas karton.
"Buat apa, Pak?" tanya Salsa kepada Pak Yuhdi.
"Buat dipajang diluar," kata Pak Yuhdi sambil membentangkan karton tersebut. Tulisannya 'Marhaban Ya Ramadhan'.

Usai T2Q, Pak Musyafa (yang biasa dipanggil Pak Mustafa sama akhwat 6C) masuk. Lalu pelajaran Tarjamah dimulai. Kali ini, Pak Mustafa, eh, Pak Musyafa mengajarkan bacaan tahiyat akhir beserta artinya (dan akhwat masih sabar duduk di bawah).

Istirahat yang menjengkelkan. Istirahat tanpa mengisi perut (makan). Tapi akhirnya, akhwat bisa duduk juga. Karena meja dan kursi sudah diatur oleh Bu Anis.

IPS. Belajar tentang negara-negara di Asia Tenggara dan ibukota negara-negara tersebut. Juga tentang letak Asia Tenggara.

Pulang sekolah (pukul 12) usai sholat Dzuhur, akhwat (dari kelas 3-6) dicegat Pak Satpam di pagar sekolah.
"Keluarnya tunggu ikhwan dulu, ya," kata Pak Satpam, lembut, tapi membuat hati jengkel.
"Huuh, ikhwan memang lebih mulia, ya?" tanya Zira.
"Nggak ada manusia yang mulia di dunia ini," kata Hanifah.
"Sabar, namanya bulan puasa," tambah Husna.

5 menit kemudian, akhirnya Pak Satpam mengizinkan akhwat menerobos pagar sekolah (karena ikhwan sudah keluar).

Senin, 09 Agustus 2010

Tarhib Ramadhan

Istilah Tarhib Ramadhan sudah menjadi akrab di hati umat Islam Indonesia. Setiap tahun menjelang datangnya bulan suci Ramadhan umat Islam Indonesia biasanya menghadiri kegiatan bernama Tarhib Ramadhan. Begitu pun murid-murid di SIT Ummul Quro Bogor.

Tak hanya murid 6C saja, bahkan seluruh dunia pun ikut merayakannya.

Pagi itu, tepatnya hari Senin tanggal 9 Agustus 2010 M atau 28 Syaban 1931 H, beberapa kelas menghias kelasnya masing-masing. Temasuk 6C.
"6C dekorasinya menggunakan 3 tema," kata Dinda.
"Banyak sekali, apa saja memangnya?" tanya Nisa.
"Ramadhan masjidnya, 17 Agustus kertas krepnya, dan balon ulang tahunnya," jawab Dinda.
Semua tertawa. Benar juga.

"Ayo, kelas 6, turun ke bawah. Ayo, yang masih di atas, harap turun sekarang juga," panggil Pak Fauzi dari bawah (lapangan SMP). Maka, Tarhib Ramadhan akan segera dimulai. Pembukaannya adalah nasyid-nasyid dari Nada UQ dan diikuti dengan tausiyah ketua Yayasan Ummul Quro. Lalu penerbangan balon.

"Eh, lihat! Kelas kita dibongkar!" teriak Kalista.
Semua (yang mendengarnya) menengok.
"Huaa, madingg... Huaa!" Hanifah, Husna, Sasa, Dinda, Safira, dan Kalista pura-pura menangis. karena 6C tak punya tembok, maka memasang mading di papan. Dan ketika kedua papan itu dilipat, maka secara otomatis, madingnya sobek.
"Seharusnya yang menangis Ibu," kata Bu Anis.
"Yah, kita kan juga yang punya, Bu," sahut Safira.

Setelah pembukaan Tarhib Ramadhan, murid-murid kelas 5 dan 6 berkumpul di aula SDIT lantai 3. Mulanya, Pak Yuhdi membuat permainan mirip-mirip Super Deal 2 Milyar (ANTV). Hanya saja, Super Deal kali ini sedikit berbeda. Perbedaannya ialah, uang yang paling mahal dikeluarkan adalah 3.000 rupiah. Dan, jika di Super Deal 2 Milyar hadiah yang ditolak dibuka dan diperlihatkan, di Super Deal yang ini tidak (justru ditawari lagi untuk orang lain). Perbedaan yang lain ialah: TIDAK ADA ZONK!

Acara selanjutnya (masih di aula) adalah cerdas cermat. Wakilnya dipilih melalui seleksi menjawab 10 pertanyaan (tanpa menyontek) tentang puasa. Yang paling banyak betulnya akan diamanahi untuk menjadi wakil kelasnya (satu kelas 2 wakil). Dan 6C yang terpilih menjadi wakilnya adalah Mauliddita Salsabila Azzahra dan Husna Fadhilah Amalia.

Untuk kelas 5, pemenangnya ialah 5C.
Untuk kelas 6, pemenangnya ialah 6A.

6A unggul dengan score 500. Sementara 6C dengan score 450. Perbedaan yang tipis.

Selanjutnya adalah acara yang paling ditunggu-tunggu. Adalah cucurak alias makan bersama menyambut Ramadhan. Pak Fauzi menjadi reporternya (ceritanya).

Yang paling banyak membawa makanan menutur Pak Fauzi adalah 6C. Tetapi, makanan yang dibawa oleh kelas-kelas lain juga tak kalah enaknya. Pak Fauzi juga meliput ke kelas 6A (yang terpisah dengan aula). Ternyata sinyal miknya bisa sampai, lho!

Sebelumnya, sebenarnya 6C berniat membuat es buah, tapi entah mengapa jadi tidak jadi.

Setelah cucurak, sholat Dzuhur, seperti biasa, ikhwan sholat Dzuhur di masjid. Dan akhwat 6B, 6C, dan 6D bersatu untuk sholat berjamaah dengan imam Bu Anis.

Usai sholat, akhwat 6B, 6C, dan 6D memanggil 6A untuk saling bersalaman dan bermaafan (persiapan Ramadhan). Setelah bersalaman dan bermaafan, akhirnya waktu pulang telah tiba.

Esok (Selasa) dan Rabu libur. Tetapi Kamisnya masuk. Menggunakan baju seragam merah-putih (seperti biasa) dan dengan jadwal yang kemarin sudah dibagikan.

Selamat berpuasa!

Jumat, 06 Agustus 2010

Berperang Untuk Berdamai

"Pakai karet saja," usul Salsa sambil menuju saung.
"Jangan, repot," sanggah Safira.
"Kenapa?" tanya Salsa lagi.
"Kalau ada yang nangis, masalah deh," jawab Sasa.
"Ayo ke saung," kata Hanifah.

Pada istirahat pertama ini, Akhwat dan Ikhwan 6C mengadakan acara pertemuan di saung. Bukan pertemuan sih, namanya, yang lebih tepatnya lagi: PERANG.

Selasa, 03 Agustus 2010

Ada Tamu

Pak Yuhdi, dengan entengnya membagikan kertas. Satu kertas untuk dua orang.
"Tulis nama di bagian pojok kiri atas," perintah Pak Yuhdi.
"Nama?" ulang Afi.
"Yup," Pak Yuhdi mengiyakan.
"Dimana, Pak?" tanya Salsa.
"Di kertas," kata seseorang.
Salsa nyengir.
"Di pojok kiri atas," ulang Pak Yuhdi.

Beberapa menit kemudian...
"Sudah belum? Kalau sudah, tulis basmalah di tengahnya!" kata Pak Yuhdi.
"Ahh, aku lupa Pak. Terakhir juga aku nulisnya waktu kelas 2, Pak," kata Ghina.
"Sama Ghin," Salsa sependapat.
"Ayo, sudah nggak apa, tulis saja," kata Pak Yuhdi.
"Kalau sudah?" tanya Naufal.
"OK, tulis jawabannya saja, ya! Nomer 1! Yang dimaksud dengan puasa, adalah... Nomer 2! Puasa merupakan rukun Islam ke... Nomer 3! Tuliskan hal-hal yang membatalkan puasa! Minimal 3! Nomer selanjutnya, surga yang ditempati oleh orang yang rajin berpuasa adalah surga...," Pak Yuhdi membacakan soal sampai nomer 8. Jadi kangen Ramadhan.

"Pak Muslim! Yang kucing-kucing ini apa jawabannya?" tanya Zira.
"Lha, kok nanya?" Pak Muslim balas bertanya.
"Pak Kristen! Apaa maksudnya, nih?" tanya Rahma.
"Eh, parah. Hahaha," timpal Sasa.

Kini sedang ulangan IPA yang tentang ciri khusus binatang dan tumbuhan.
"Tinggal menggunakan pikiran saja!" kata Pak Muslim.
"?" murid 6C terbingung-bingung.

Akhirnya, IPA usai, setelah itu istirahat, lalu... IPS (kalau nggak salah, soalnya malas lihat jadwal).

Waktu pelajaran IPS, belajar tentang negara-negara di Asia sama belajar lagu Naik Kereta Api. Eh, maksudnya belajar tentang 5 penggagas ASEAN pakai lagu Naik Kereta Api. Tapi, lagi asyik-asyiknya nyanyi, tiba-tiba ada tamu! Nggak jelas datang dari mana, yang jelas dari Tangerang. Kata Bu Anis sih, Studi Banding.

Habis IPS kalau nggak salah mentoring, tapi istirahat dulu, sih.
Habis itu MTK. Biasa, pelajaran terakhir, banyak yang ngemut-ngemut sesuatu yang manis di mulutnya. Hahaha. Apa itu? Apa aja boleh...