Jumat, 18 Maret 2011

Kelas Baru, Ceria Baru!

Bel sudah berbunyi sejak 15 menit yang lalu. Kini, 6C tengah diajar oleh Pak Muslim yang sibuk mondar-mandir di depan kelas. Mulut beliau komat-kamit menjelaskan materi-materi yang lumrah untuk disampaikan hari itu.
"Pada kalender Hijriah, tahun kabisat terjadi pada bulan Zulhijah," kata Pak Muslim.
"Bulan apa, Nep?" tanya Pak Muslim kepada Nevan.
"Lupa," sahut Nevan pelan.
"Masya Allah!" seru Pak Muslim.

"Idul Fitri, terjadi setiap tanggal 1 Syawal," kata Pak Muslim melanjutkan materi.
"Tanggal berapa, Tat?" tanya Pak Muslim kepada Tatid.
"Nggak tahu," Tatid mengangkat kedua bahunya.
"Masya Allah!" seru Pak Muslim lagi.

"PERHATIKAN! Kalian sudah sangat keterlaluan ini. Bapak baru bilang, kok pada nggak bisa jawab semua, ya?" tanya Pak Muslim heran.
6C akhirnya menurut juga. Dengan seksama, mereka memperhatikan Pak Muslim.

"Ini, Bapak bagikan ulangan yang kemarin," kata Pak Muslim sembari merapikan kertas-kertas yang berserakan di atas meja.
"Perasaan ulangannya sudah lama banget, bukan kemarin," sahut Zira tiba-tiba dari belakang kelas.
"Hahaha."

Ulangan tersebut dibagikan.
"Hanifah, kamu rajin belajar, ya?" komentar Pak Muslim sambil memberikan hasil ulangan milik Hanifah. Di kertas ulangan tersebut, terpampang jelas angka 100.
"Nevan, kamu nggak belajar, ya?" komentar Pak Muslim lagi. Tangan beliau sibuk memberikan hasil ulangan milik Nevan.
Begitulah, dari Afi sampai Zavien, Pak Muslim memberikan komentar yang berbeda-beda sesuai angka yang tertera di kertas ulangan masing-masing.
"Kebanyakan komen," sahut seseorang.
"Hahaha."

IPA sudah lewat. Kini saatnya untuk Matematika.
"Ibu, review," pinta Ghina.
Bu Nia rupanya pura-pura tidak mendengar rengekan Ghina tersebut. Dengan santai, beliau tetap membagikan ulangan Matematika bab Pecahan, Perbandingan, dan Skala tersebut.
"Nah, sekarang masukkan ulangan kalian ke dalam loker," kata Bu Nia.
Ghina lega, karena dia tahu, apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Bu Nia akan mereview sedikit," kata Bu Nia, kemudian mereview bab yang dimaksud.

Review selesai, artinya, ulangan dimulai. Dengan serius, 6C mengerjakan ulangan tersebut sampai bel istirahat berbunyi.

Usai istirahat, saatnya untuk Bimbel Matematika (reguler), lagi-lagi bersama Bu Nia. Dalam kesempatan kali ini, Bu Nia membahas beberapa soal yang berkaitan dengan soal-soal dari Dinas tahun lalu.
"Bu, sudah bel!" seru seseorang.
"Kapan?" tanya Bu Nia heran, karena Bu Nia merasa belum mendengar bel berbunyi.
TEET!
"Hahaha."

Setelah mengucapkan salam, Bu Nia keluar dari kelas yang ceria itu. Kemudian ikhwan pergi ke masjid untuk menunaikan kewajiban mereka, Sholat Jumat. Sementara akhwat...
"Main, yuk?" ajak Nindi.
"Kok main, sih? Hari ini Keputriannya bersih-bersih kelas," kata Bu Anis yang mendengar ajakan Nindi tersebut.
"Yahh," 6C mendesah kecewa. Rupanya mereka sedang malas untuk membersihkan kelas mereka sendiri.
"Nggak boleh mengeluh, ayo semuanya bekerja!" perintah Bu Anis, layaknya seorang bos. Kemudian Bu Anis duduk.
"Loh, Ibu kok nyuruh kita kerja, tapi Ibu sendiri malah enak-enakan duduk?" protes Husna.
"Hahaha."
"Nggak, Bu Anis ada urusan di kantor, sebentar, ya," kata Bu Anis sebelum beliau beranjak dari duduknya, kemudian menghilang dari balik pintu.

Akhwat 6C bekerja dengan giat. Mereka layaknya sekelompok ahli bangunan yang profesional. Dengan teliti, mereka menyapu lantai, seolah-olah tak boleh ada satu butir debu pun yang boleh tertinggal. Dengan teliti, mereka membersihkan kaca, seolah-olah tak boleh ada satu kotoran pun yang menempel. Dengan teliti, mereka memperbaiki hiasan-hiasan kelas, seolah-olah tak boleh ada satu hiasan pun yang rusak.
"Safira dahsyat!" celetuk Nia tiba-tiba.
Akhwat 6C yang sedang asyik bekerja itu serentak menoleh ke arah Safira.
"Hahaha," tawa mereka pun meledak ketika melihat Safira sedang mengepel kaca, bukan mengelap kaca.
Melihat Safira seperti itu, akhwat 6C pun punya ide bagus. Mereka pun ikut mengepel kaca. Bahkan, mereka juga mengepel papan tulis, pintu, meja, kursi, tembok dan berbagai macam benda-benda lainnya dengan pel-pelan dari kamar mandi itu.

Akhwat 6C selesai dengan pekerjaan mereka. Kini, kelas itu tampak seperti kelas yang belum pernah sama sekali dipakai karena saking bersihnya.
"Semoga kita menang K3 Award," doa Sasa.
"Amin," yang lain mengaminkan.

Mereka, akhwat 6C, dengan seksama memperhatikan hasil kerja mereka.
"Rapi dan bersih, ya?" tanya Salsa bangga.
"Banget."
"Eh, kayaknya ada yang kurang," sahut Husna.
"Apa?" tanya yang lain.
"Hiasannya," jawab Husna.
"Oh, iya!" akhwat 6C lupa akan hal itu. Mereka pun kembali bekerjasama untuk membuat berbagai macam hiasan kelas. Wah, kalau kamu ada di 6C saat itu, kamu harus melihat bagaimana kompaknya mereka dalam bekerjasama.

Mereka menyusun meja dan kursi bertumpuk-tumpuk untuk menempel hiasan ikan-ikanan di tembok bagian atas. Susah memang, tapi mereka memang tak kenal menyerah.
"Pegangin, ya?" tanya Halimah, kemudian dia memanjat ke atas meja dan kursi yang ditumpuk-tumpuk itu.
"Nggak mau, ah," sahut Nindi.
"Aaa!" Halimah berteriak histeris ketika tahu bahwa Nindi tak memegangi kursi yang dinaikinya.
"Biasa saja kali, Hal," celetuk Ghina.
"Tapi aku kan takut," kata Halimah manja.

Saking asyiknya mereka bekerjasama, mereka sampai lupa waktu.
"Eh, sudah jam setengah satu lewat!" seru Husna setelah memandang arlojinya.
"Sholatnya pakai gelombang saja, yuk? Biar ada yang menyelesaikan ini," kata Rahma.
Akhwat-akhwat yang cantik dan ceria itu setuju.

Sekarang, kelas 6C sudah benar-benar sempurna. Bersih, rapi, dan indah. Akhwat 6C juga sudah selesai sholat. Sekarang adalah waktunya makan.

5 menit kemudian, Aris datang.
"Aris, ada yang berubah, nggak, dari kelas kita?" tanya Ghina kepada Aris.
Sejenak, Aris memperhatikan sekeliling.
"Nggak," jawabnya.
"Ihh," Ghina menggerutu kesal.
"Eh, ada deh, sedikit," kata Aris.
"Yahh, kok sedikit, sih?" akhwat 6C kecewa dibuatnya.

Ikhwan kedua datang, Kiki.
"Kiki, ada yang berubah, nggak?" tanya Dinda.
Sama seperti Aris, Kiki memperhatikan sekeliling terlebih dahulu.
"Bagus," komentar Kiki singkat.
"Horee," akhwat bersorak bahagia.

Ikhwan ketiga datang, Tatid.
"Tatid, ada yang berubah, nggak?" tanya Sasa.
"Ada," jawab Tatid tanpa basa-basi.
"Eh, jangan asal jawab. Lihat dulu, makanya!" seru Sasa.
Tatid pun memperhatikan kelasnya.
"Hahaha."

Hampir seluruh ikhwan ditanyai seperti itu sampai bel berbunyi. Pak Yuhdi pun memasuki kelas 6C. Dengan santai, beliau duduk di kursi guru tanpa reaksi apa pun. Padahal, akhwat 6C sudah berharap bahwa Pak Yuhdi akan memberikan berbagai macam pujian karena mereka sudah bekerja keras demi 6C.
"PAAAK! BAGUS NGGAK?" tanya akhwat keki.
"Jelek," jawab Pak Yuhdi singkat. Mungkin maksudnya bercanda.
"Ihh," akhwat 6C makin sebal saja.

Tapi tiba-tiba, Pak Eman datang.
"Sekarang pelajaran Pak Eman, kan?" tanya Pak Eman yang bingung ketika melihat Pak Yuhdi.
"Bukan, sekarang pelajaran saya," kata Pak Yuhdi.
"Bukannya sekarang waktunya Bimbel PKn, Pak?" tanya Pak Eman heran.
"Nggak, sekarang waktunya Bimbel Bahasa Sunda," jawab Pak Yuhdi.
"Ohh, maaf kalau begitu. Ini, buat 6C," kata Pak Eman sambil memberikan sebuah keresek yang berisi sesuatu.
"Terima kasih," ucap Pak Yuhdi sebelum Pak Eman pergi berlalu meninggalkan 6C.

"Apa itu, Pak?" tanya 6C sambil memperhatikan keresek tersebut.
Pak Yuhdi pun mengintip isi keresek tersebut.
"Wah, rujak!" seru Pak Yuhdi gembira.
6C juga ikut gembira. Dengan rusuh, mereka menyerbu rujak dari Pak Eman tersebut. Hmmm, nikmat.

Bimbel Bahasa Sunda usai. Kini saatnya untuk pelajaran Bahasa Indonesia bersama Bu Anis.
"Tadi Bu Anis lihat, Pak Mukhlis mengintip kelas kalian. Sepertinya beliau sedang menilai kebersihan, kerapihan, dan keindahan kelas kita," cerita Bu Anis.
"Buat K3 Award ya, Bu? Wah, semoga kita menang, ya? Kita kan habis beresin kelas," celetuk 6C ceria.

2 komentar:

  1. kan aku yg bolak balik ke kantor bu anis smbl bawa2 plastik bwt meja sm pembatas yg di tempel aku juga nanya2 blh do tempel apa enggak itu ikannya.. :'( pdhl kmrn ada yg protes tp seneng jg kan huu

    BalasHapus

Berikan saran, kritik, dan komentar kamu tentang Diary 6C! Segala pesan yang kamu berikan sangat berarti bagi kami.