Rabu, 12 Januari 2011

Muhammad Arizki Putra Santosa

Kenalkan, ini Aris namanya. Hobinya bermain game. Dia lahir dengan selamat di Cirebon pada tanggal 1 Mei 1999. Cita-citanya berbeda dengan yang lainnya. Dia bercita-cita menjadi guru. Alasannya adalah karena dia ingin mengajar anak yang belum tahu tentang pelajaran.

"Kamu mau SMP dimana?"
"Aku mau SMP di Ummul Quro."
"Kenapa?"
"Karena malas pindah-pindah."
"Hahaha."

Si genius ini menganggap pelajaran IPA itu mudah. Karena itu, Aris menyukai pelajaran IPA tersebut. Kalau kau bertanya tentang prestasinya, prestasi Aris banyak sekali. Salah satunya adalah pernah meraih juara 1 lomba futsal se-RTnya.

"Aku suka warna hijau. Karena, ya suka saja. Soalnya warnanya adem," kata Aris saat ditanya tentang warna kesukaannya.

Menurut Aris, 6C adalah kelas yang rada-rada ribut, tapi seru, walau pun orangnya ada yang nyebelin. Hehehe.

Aris sering sekali tertidur di kelas. Meski begitu, dia termasuk golongan pepintar (emang ada?). Alasan itulah yang menyebabkan Aris dikenal dengan kegeniusannya. Karena itu, 6C bangga memiliki Aris yang kocak ini.

"Aris itu baik, pintar, mudah bergaul, dan kocak sekali," komentar Sasa.
"Aris lucu," komentar Husna, dari kelas sebelah, 6B.
"Aris suka ngelawak meski pun sedikit menyebalkan," komentar Zavien.

OK, kembali ke Diary 6C.

Tanpa Nevan, Nio, dan Nisa, kelas 6C terasa sepi. 6C hanya bisa berharap supaya mereka hanya terjebak macet, bukan absen.

Setelah berbaris dan berdoa, Nisa akhirnya muncul juga. Alhamdulillah. Sekarang tinggal Nevan dan Nio. Tapi sampai MM hampir usai, mereka tak kunjung datang. Dapat dipastikan bahwa mereka sekarang sedang berhalangan untuk hadir memenuhi keceriaan 6C.

Setelah murajaah surat Al-A'ala, Bu Anis mengobrol bersama 6C.
"100 impiannya sudah di pasang di meja belajar, belum?" tanya Bu Anis kepada seluruh murid 6C.
"Belum, Bu."
"Punya saya malah hilang."
"Kalau saya sudah, Bu."
"Punya saya ada di rumah."
"Sudahlah, bagi yang sudah memasangnya di meja belajar, dapat 5 bintang," kata Bu Anis akhirnya.
"Horee," sorak beberapa murid.
"Tapi 100 impiannya nggak 100 nggak apa-apa, kan, Bu?" tanya Salsa.
"Bukan 100 impian namanya," gumam Bu Anis.
"Hahaha."

"Anak-anak, sebentar lagi kalian akan menghadapi UASBN. Jadi, Ibu harap kalian fokus kepada belajar. Kurangi sedikit jam bermain kalian. Apalagi online. Online cukup seminggu sekali saja, ya," pesan Bu Anis.
"Hah?" semua murid 6C kaget.
"Sedikit banget, Bu?" tanya Zira.
"Kalau hanya boleh seminggu sekali doang, Una nggak bisa mengisi Diary lagi, dong?" tanya Dinda.
Husna hanya tersenyum simpul.

Usai MM, T2Q. Kemudian dilanjutkan dengan bimbel Bahasa Indonesia (reguler). Bu Anis menunjukkan modul bimbel tahun lalu, yang dipakai oleh kakak kelas angkatan 12.
"Waaaw," 6C terpaku. Buku itu tebal sekali.
Bu Anis tersenyum.

Setelah bimbel Bahasa Indonesia, 6C istirahat. Cuaca diluar hujan, tapi keadaan cuaca tidak menghalangi siapa pun juga untuk jajan.

Sekarang Bahasa Inggris kemudian istirahat.

Habis Bahasa Indonesia, Matematika. Sebelum Matematika dimulai, 6C izin pergi ke kantin sebentar.
"Bu, beli permen, ya?" mohon 6C.
"Nggak!" Bu Anis menolak dengan tegas.

1 komentar:

Berikan saran, kritik, dan komentar kamu tentang Diary 6C! Segala pesan yang kamu berikan sangat berarti bagi kami.