Jumat, 21 Januari 2011

Hanifah Nurul Izzati

Hanifah yang memakai kacamata ini lahir di kota hujan pada tanggal 17 Maret 1999. Hobinya bernanyi, mendengarkan lagu, membaca, menulis, menonton televisi, bermain, berimajinasi, dan menggambar. Si penyuka warna biru dan kuning ini gemar sekali dengan pelajaran Matematika. Menurutnya, ilmu Matematikalah yang sering terpakai dalam kehidupan sehari-hari.

"6C itu rame banget, kocak, kompak, indah, menyenangkan, ribut, rusuh, seru, pokoknya aku bahagia jadi siswi kelas 6C!" komentar si calon arsitek ini tentang 6C.

Hanifah yang memiliki otak encer ini sering meraih prestasi. Beberapa prestasinya adalah juara harapan 1 lomba menggambar di Menara 165 tahun 2010, juara 1 lomba tahfidz dalam acara AKRAB 2010, juara 1 sampai harapan 3 lomba menggambar dan mewarnai saat TK, juara 3 lomba menggambar di Botani Square saat kelas 3, dan banyak lagi lainnya.

"Hanifah itu baik, pintar, cantik, kreatif, juga bisa diajak curhat, baik hati, murah senyum, dan mandiri. Aku suka Hanifah," komentar Salsa.
"Nipah itu dewasa (tapi masih seperti anak kecil), lucu, imut, pintar, tapi kalau ngomong suka nggak nyambung," komentar Sasa.
"Nipah itu baik, ramah, pintar, kreatif, orangnya seru, sudah itu saja," komentar Dinda.
"Baik, enak buat dijailin dan enak diajak curhat," komentar Rahma.

Sekian dulu untuk siswa teladan kita yang satu ini. Back to Diary 6C!

Usai berbaris, 6C masuk ke dalam kelas. Setelah itu, mereka membaca doa dengan seksama. Ketika selesai berdoa, Nindi dan Fikri datang. Mereka telat. Setelah mereka meminta maaf kepada 6C, Nindi dan Fikri diperbolehkan duduk di kursi mereka.

Pelajaran pertama adalah IPA.
"Pak, sekarang IPA atau Bimbel IPA?" tanya Kiki.
"IPA. Sekarang nggak ada Bimbel IPA. Kamu ngapain bawa-bawa modul bimbel?" tanya Pak Muslim setelah menjawab pertanyaan Kiki.
"Soalnya ada Bimbel Matematika," jawab Kiki.
"Nggak ada. Hari ini nggak ada Bimbel IPA," kilah Pak Muslim.
"Ish, memang nggak ada, Pak," sahut Ghina.
"Iya. Terus ngapain pada bawa modul bimbel?" Pak Muslim mengulang pertanyaannya.
"Soalnya ada Bimbel Matematika," jawab Halimah.
"Nggak ada!" ulang Pak Muslim.
"Ada!" 6C tak mau kalah.
"...," Pak Muslim melihat jadwal pelajaran yang terpasang di papan anatara 6C dan 6B.
"Eh, iya-iya, ada, deh," Pak Muslim mengalah.
"Hahaha."

"Baik, sekarang kita belajar tentang listrik statis. Coba perhatikan, ya," Pak Muslim menggosok-gosokkan sebuah penggaris di rambutnya. Setelah itu didekatkannya penggaris tersebut ke potongan-potongan kertas kecil yang terdapat di atas meja.
"Kok nggak bisa, ya?" tanya Pak Muslim kepada dirinya sendiri.
"Jangan pakai rambut Bapak, deh, soalnya kertasnya nggak akan mau," ujar Salsa.
"Hahaha."
"Eh, itu punya Aristoteles kertasnya bisa nempel," kata Pak Muslim sambil menunjuk Aris.
"Aristoteles?" Aris tampak bingung.
"Ya, maksudnya Aris," terang Pak Muslim.

"Nah, yang pertama kali menemukan listrik statis ini adalah Thales Miletus," Pak Muslim melanjutkan pelajaran.
"Pak, pasti Thales Meletus sudah mati, ya?" tanya Ghina.
"Miletus, bukan Meletus, Ghina. Ya, dia sudah mati," jawab Pak Muslim.
"Meninggal kali. Bukan mati. Sadis banget," gumam seseorang.
"Hahaha."

"Anak-anak, jangan banyak bercanda! Kita lanjutkan. Siapa yang tahu contoh-contoh elemen basah?" tantang Pak Muslim.
"Aki! Aki! Aki, Pak!" jawab Salsa.
"Eh, jangan. Kasihan Aki-Akinya!" Kiki melawak.
"Hahaha."

Pelajaran IPA yang seru itu terus berlanjut dengan kocak. Pada akhir pelajaran IPA.
"Pak, ulangan kapan, Pak?" tanya Salsa.
"Ssstt!" 6C protes kepada Salsa.
"Pekan depan!" jawab Pak Muslim.
"Ish, tuh, kan, jadi ulangan, deh. Padahal kalau kamu nggak nanya, pasti nggak akan ada ulangan di pekan depan!," protes 6C pada Salsa.
"Biarin, soalnya aku lagi ingin ulangan, nih," gumam Salsa.
"Jiahh."

Setelah IPA, Matematika, istirahat, Bimbel Matematika (reguler), istirahat, Bimbel PKn (reguler), dan Bahasa Indonesia.

2 komentar:

Berikan saran, kritik, dan komentar kamu tentang Diary 6C! Segala pesan yang kamu berikan sangat berarti bagi kami.