Kamis, 20 Januari 2011

Ridwan Syah Ramadhan

Ridwan adalah salah satu personil dari Gentle Boy, atau kakaknya Blue Band. Gentle Boy dan Blue Band adalah dua band kakak-beradik di 6C. Tujuan mereka adalah memberantas korupsi. Eh, maksudnya memberantas Black Security. Tapi sekarang rupanya, 6C sudah tidak fokus lagi dengan ketiga band tersebut. Tentunya, mereka fokus pada pelajaran mereka. Lagi pula, kalau tujuan bandnya memberantas band orang lain, persatuan dan kesatuan 6C bisa-bisa hancur berkeping-keping (lebay).

Peran Ridwan dalam Gentle Boy adalah menjadi drumer. Pernah sekali waktu, dia mendapat sertifikat konser drum. Hebat! Tangannya memang lihai sekali dalam bermain drum. Tapi ternyata, Ridwan yang jago drum ini tidak mau menjadi drumer, tapi menjadi arsitek. Semoga sukses ya, Iwad (nama panggilan Ridwan)!

Ridwan yang suka warna merah ini belum tahu akan bersekolah dimana setelah tamat SD. Jika ada yang mau usul, silakan komentar, ya!

"6C itu ramai banget, juga rusuh," komentar si penyuka Matematika, IPA, dan Bahasa Inggris ini.

"Orangnya pendiam (bisu)," komentar Aris.
"Orangnya kadang-kadang nggak mau makan siang," komentar Azzam.
"Orangnya suka jail. Tapi kadang suka baik," komentar Zavien.
"Orangnya bandel bangeeettt!!! Suka jail," komentar Ian.
Wah, depannya 'orangnya' semua, ya? Hahaha.

Sudah dulu tentang sang drumer kita ini. Back to Diary 6C!

Anak-anak yang ceria itu sedang memperhatikan sekilas soal yang baru semenit yang lalu dibagikan. Setelah menganggap semua soal mudah, mereka memulai ulangan Matematika hari itu.

Usai ulangan Matematika.
"Tadi kamu yang nomor 9 jawabannya berapa?" tanya Dinda kepada Rahma.
"Kalau aku jawabannya *," jawab Sasa.
"Aku juga, kamu Nda?" jawab Rahma sambil balik bertanya.
"Horee, sama!" sorak Dinda. Kemudian Rahma dan Dinda beradu tos.
"Sudah, T2Q yuk?" ajak seseorang.
"Ayo!"

T2Q, PAI, PKn.
Bu Anis baru saja keluar kelas sehabis mengajar PAI. Selama masih ada sisa waktu sebelum pelajaran PKn, 6C menyusun suatu rencana. Selang beberapa menit kemudian, suaminya Bu Nia masuk ke dalam kelas yang ceria itu. Belum sempat Pak Eman mengucap salam, 6C sudah bernyanyi riang.
"Selamat ulang tahun, kami ucapkan...," sampai selesai.
"Terima kasih," ucap Pak Eman ketika lagu selesai dikumandangkan dengan merdu (kebalikannya kali) oleh 6C.
"Sama-sama, Pak," jawab 6C sembari duduk kembali di bangkunya masing-masing.
"Karena 6C sudah bernyanyi untuk Bapak, Bapak beri sesuatu," kata Pak Eman sambil menempel 6 gambar di papan tulis.
"Apa itu, Pak? Kok pakai tengkorak segala?" tanya Salsa.
"Gambar ini bersangkutan dengan pelajaran kita hari ini," jawab Pak Eman.

Usai PKn, istirahat. Kemudian Bahasa Sunda, membaca sebuah pupuh kinanti.
"Budak leutik bisa ngapung."
"Babaku ngapungna peuting."
"Kalayang kakalayangan."
"Neangan nu amis-amis."
"Sarupaning bungbuahan."
"Naon bae nu kapanggih."

"Ayo, ada yang mau maju?" tantang Pak Yuhdi.
"Saya, Pak," ujar Halimah sambil bangkit dari kursinya.

"Siapa lagi?"
"Saya," ujar yang lainnya.

"Siapa lagi yang mau?"
"Saya mau, Pak."

Setelah Bahasa Sunda, pelajaran terakhir, IPS.
"Jadi kalau ada gempa, kalian harus tenang, ya. Tapi jangan kalau ada gempa berarti kalian harus diam saja," pesan Bu Anis.

Dan akhirnya, hari Kamis yang indah itu berlalu tanpa masalah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan saran, kritik, dan komentar kamu tentang Diary 6C! Segala pesan yang kamu berikan sangat berarti bagi kami.