Selasa, 23 November 2010

Hari Yang Mendung Bersama 6C

"Tilawah masing-masing, ya. Kemudian Bapak beri kesempatan, MM untuk hari ini bebas. Boleh bermain, asal tidak keluar kelas," kata Pak Yuhdi di suatu pagi yang mendung.

"Eh, nyaman, yuk!" ajak Ghina usai tilawah.
"Nyaman?" beberapa akhwat tampak mengernyit heran sesaat. Kemudian mereka tahu makna dari itu. Maksud Ghina adalah: saman. Akhirnya, akhwat 6C tari saman bersama.

Bel berbunyi, tandanya T2Q sedang berlangsung.
"Siapa yang jantan?" tanya Ghina kepada ikhwan.
"...," entah memang tidak mendengar atau pura-pura tidak mendengar, mereka tetap melanjutkan pekerjaan mereka.
"Yah, ikhwan betina semua," keluh Ghina.
"Hahaha."

Setelah T2Q, IPA dengan Pak Muslim.
"Ian dan Nisa ulangan susulan, ya. Karena kemarin kalian berdua tidak masuk," kata Pak Muslim sambil memberi kertas ulangan kepada Ian dan Nisa.

Kemudian, Pak Muslim mulai mengajarkan sebuah materi, tentang konduktor dan isolator panas.
"Kalian mengikuti gambar yang di buku paket saja, ya. Jangan mengikuti Bapak. Gambar Bapak jelek," kata Pak Muslim.
"Bapak terlalu jujur," kata Nia pelan.

"Siapa yang belum pernah melihat setrika?" tanya Pak Muslim.
Tidak ada yang menjawab. Jelas saja, semua anak 6C pasti sudah pernah melihat benda itu.
"Blizzard belum pernah, ya?" tanya Pak Muslim kepada Nevan.
"Keseringan malah, Pak," jawab 6C kecuali Nevan, tentunya.
"Hahaha."

"Eh, kalian itu kalau belajar harus serius. Jangan kebanyakan bercandanya. Kalau nilai ujian kalian 9 kebalik bagaimana?" tanya Pak Muslim.
Semua diam. Dalam situasi seperti ini, tak ada seorang pun yang berani untuk berkata-kata. Apalagi membantahnya.

"Pak, hypothermia apaan?" tanya Salsa memecah kesunyian.
"Kedinginan yang berlebihan," jawab Pak Muslim singkat.
"Kalau dehidrasi?" tanya Salsa lagi.
"Kekurangan cairan," jawab Pak Muslim lagi.
"Kayak aku, tuh. Dehidrasi," kata Kiki.
"Hah?" semua anak 6C melongo tak percaya. Jelas saja, Kiki kan kalau minum banyak sekali. Bagaimana mungkin dehidrasi bisa menimpanya?
"Hahaha."
"Nevan, kalau salju bersifat apa?" tanya Pak Muslim kepada Nevan yang mengobrol.
"Eskalator, Pak," jawab Nevan yakin.
"Hahaha."
"Itu, sih, yang ada di mall-mall."

IPA pun selesai. Istirahat, lalu IPS.
"Spanyol terkenal dengan apa, anak-anak?" tanya Bu Anis.
"Matador, Bu," jawab anak 6C kompak.
"Ingat, ya. Matador, bukan batagor," pesan Bu Anis.
"Hahaha."

"Habis ini Mentoring, ulangan. Kita nggak belajar, nulis saja nggak. Bodo amatlah," kata Dinda.
"Hahaha, iya," Nia setuju.

Setelah Mentoring, Matematika.
"Bu Nia punya tetangga. Dia buka warung. Warungnya sih, kecil. Isinya juga cuman mainan anak sama permen. Tapi hebatnya, penghasilannya sebulan 250 ribu rupiah. Ada yang tertaring menjadi pedagang?" tanya Bu Nia.
"Aku, Bu. Kemarin aku jualan cokelat," kata Halimah.
"Omsetnya berapa?" tanya Bu Nia.
"Omset? Nggak ngerti, Bu. Omset apaan?" tanya Halimah dengan muka bingung.
"Hahaha."

Hari Selasa yang paginya mendung itu pun ditutup dengan sore yang mendung pula. Jangan tanya, 6C tetap ceria, kok, menjalani hari yang mendung itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan saran, kritik, dan komentar kamu tentang Diary 6C! Segala pesan yang kamu berikan sangat berarti bagi kami.