Hari Yang Penuh Keakraban

"Bapak pilek?" tanya Safira.
"Sudah dari kemarin, kali," jawab Pak Yuhdi.

"Ayo Dzul, pimpin doa, Dzul," kata Ghina.
"Hahaha."
"Bersiap!" komanda Zulkifli (yang dipanggil Ghina dengan nama Dzul).

Setelah berdoa dengan khusyu, murajaah surat An-Naziaat, disusul dengan bercerita.
"Kemudian, Bapak itu memiliki anak. Anaknya sih, ganteng. Kayak Pak Yuhdi," kata Pak Yuhdi. Narsis.
"Hahaha."
"Emang iya, masa cantik, sih?" tanya Pak Yuhdi.
"Coba, Nio, Pak Yuhdi ganteng atau cantik?" tanya Pak Yuhdi kepada Nio.
"Nggak dua-duanya," celetuk Safira.
"Jiah," Pak Yuhdi tampak kesal.
"Yang ditanya itu Nio, bukan Safira. Apa, Nio?" tanya Pak Yuhdi lagi.
"Terserah Bapak, deh," jawab Nio.
"Yaahh, terserah," kata Pak Yuhdi.
"Hahaha."

Seperti kemarin, setelah MM, T2Q.
Lalu PJK.

"Bapak, aku nggak bisa roda," keluh Dinda.
"Aku juga," keluh Zira.
"Ayo, ikhwannya berbaris. Nanti rodanya dua kali, kemudian dilanjutkan dengan roll depan dan roll belakang," kata Pak Yuhdi.

Ikhwan pun akhirnya membuat barisan. Saat Fikri sedang melakukan roda, Fikri melakukannya sebanyak empat kali.
"Hebat," puji akhwat, kagum.

Saat ikhwan lain melakukan roda, akhwat bertepuk tangan riuh rendah.
"Pak, aku nggak bisa," kata Kiki, saat tiba gilirannya.
"Dicoba saja," kata Pak Yuhdi.
Kiki pun mencobanya, dan akhwat pun kembali bertepuk tangan.
"Nggak apa-apa, segitu juga sudah lumayan, Ki," komentar Ghina.

Sekarang tiba giliran akhwat.
"Ayo, Amel," kata Pak Yuhdi memanggil Amel.
"Nggak mau ah, Pak. Nanti aku bilangin Ibuku, loh," kata Amel.
"Hahaha."
"Ya sudah, kalau begitu Zira, ayo. Pak Yuhdi lagi baik, nih," kata Pak Yuhdi. Narsis lagi.

Istirahat, PAI, kemudian istirahat lagi.
Akhwat, Ikhwan, Bu Anis, dan Pak Yuhdi makan bersama di karpet kelas 6C.
"Aku suka, kalau 6C akrab. Apalagi ikhwan, tumben-tumbennya mau makan bareng akhwat di bawah," komentar Rahma.

Bahasa Indonesia, Tarjamah. Waktu untuk menyelesaikan ulangan Tarjamah hanya 20 menit. Tapi, 6C bisa melakukannya.