Kamis, 18 November 2010

Idul Adha

"Ada sapi di lapangan," kata Sasa.
"Kasihan, cuman sendiri," komentar Dinda.
"Nipah, temani, tuh. Kasihan sapinya sendirian," usul Rahma.
"Nggak, ah," Hanifah mengelak.

"Allahuakbar Allahuakbar Allahuakbar. Laailaahaillallaahu wallaahu akbar.
Allaahu akbar walillaahil hamd
," suara kumandang takbiran terdengar dari kelas 6C.


"Salsa qurban apa?"
"Kambing sama sapi."
"Afi qurban apa?"
"Kambing."
"Sasa qurban apa?"
"Sapi."
"Rahma qurban apa?"

"Kambing sama sapi."
"Safira qurban apa?"
"Kambing."
"Naufal qurban apa?"
"Sapi."
"Nevan qurban apa?"
"Sapi."
"Amel qurban apa?"
"Sapi."
"Kiki qurban apa?"
"Kambing."

Bel pun berbunyi, saatnya untuk T2Q. Satu jam kemudian, bel berbunyi kembali, saatnya untuk PJK.

Seperti kemarin, PJK kali ini dilakukan di aula lantai dua (Yayasan). Sebelum PJK dimulai, Pak Yuhdi memutar video Tour De Batavia di laptopnya. Akhwat 6C berebutan ingin menonton.
"Ihh, tari samannya hancur juga," komentar seseorang.
"Hahaha."

Setelah itu, lagu Manuk Dadali diputar. Semua mengikuti gerakan Pak Yuhdi.


"Nah, sekarang Pak Yuhdi tidak membimbing kalian, ya. Kalian sendiri saja. Diambil nilai, ya," kata Pak Yuhdi sambil menulis sesuatu di mapnya.

Tapi ternyata, senamnya bolak-balik salah. Maklum, baru belajar. Hahaha.

"Sapinya sudah mati," sahut Zira.
"Kasihan," Hanifah memasang tampang muka sedih.



Setelah istirahat, PAI, kemudian istirahat lagi, kemudian istirahat, lalu istirahat, setelah itu istirahat, lalu pulang. Eh, salah. Istirahatnya dua kali saja. Karena setelah istirahat kedua, akan ada Bahasa Indonesia. Lalu Tarjamah.


"Pak, mau ke kamar mandi, mau wudhu," kata Ghina.
"Nggak, jangan, nanti, ya," jawab Pak Musyafa.
"Tapi Pak, kok Nevan boleh?" protes Ghina.
"Nggak ilegal, tuh. Tanpa izin," kata Pak Musyafa.


Sekembalinya Nevan ke kelas, 6C protes.
"Woo, nggak ilegal!"

"?"
"Hahaha."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan saran, kritik, dan komentar kamu tentang Diary 6C! Segala pesan yang kamu berikan sangat berarti bagi kami.