Jumat, 12 November 2010

Sedangkal-Dangkalnya Pikiran Manusia

"Ganti formasi tempat duduk, yuk," ajak Bu Anis.
"Nggak mau, ah. Sudah kerasan, Bu," Ghina menolak.
"Kan besok LPS, masa formasinya begini?" protes Bu Anis.
"Orang tua juga nggak akan keberatan, Bu, meski pun formasinya seperti ini," jawab Rahma.
"Ya sudah kalau begitu, kita tilawah, yuk," Bu Anis mengalah.

Usai tilawah surat Hud, Bu Anis mengoreksi nilai-nilai yang masih kosong.

MM berakhir ketika Pak Muslim memasuki kelas. Untuk IPA kali ini, Pak Muslim menjelaskan tentang ekosistem dan keseimbangannya.
"Baik, hari Senin tanggal 22, kita ulangan, ya," kata Pak Muslim sambil menuliskan informasi tersebut di papan tulis.

"Kerjakan halaman 102, ya. Yang bagian C saja," kata Pak Muslim memberi tugas.

Setelah itu, Zulkifli, Aris, Zavien, dan Tatid duduk dibawah. Mereka membawa buku mereka masing-masing, mereka pun mengerjakan tugas dari Pak Muslim bersama-sama. Tak lama kemudian, semua ikhwan pun mengikuti mereka (kecuali Fikri, Ridwan, dan Faisal).
"Ini ngapain pada dibawah? Boleh dibawah, tapi jangan main-main, ingat, ya," kata Pak Muslim.
"Iya, Pak," jawab mereka.

IPA pun akhirnya berlalu. Komputer hari ini, adalah mencari soal UN tahun 2003 sampai tahun 2008.
"Pak, kita hebat, dapat nilai 97," kata Sasa, Dinda, Zira, Husna, dan Hanifah.
"Mana? Wah, hebat," puji Pak Asep.
"Kita dapat nilai 100, Pak," kata Ghina dan Salsa.
"Wah, Pak Asep curiga, nih. Kalian pasti melihat kunci jawabannya, kan? Kemudian kalian mencatatnya, iya, kan?" tanya Pak Asep dengan muka curiga.
"Iya, Pak. Cerdas, kan?" jawab Husna sekaligus bertanya.
"Licik," komentar Pak Asep.
"Pak, kita dapat nilai tiga ribu tiga ratus tiga puluh tiga," celetuk Aris.
"Ihh, itu sih tiga puluh tiga koma tiga tiga," jawab Pak Asep.
"Hahaha."

Saat pelajaran komputer berlangsung, sekitar 10 komputer mengakses blog ini. Terima kasih, ya, atas kunjungannya.

Setelah komputer dan istirahat, Matematika.
"Coba sekarang kalian bayangkan benda apa saja. Boleh benda mati, dan juga boleh benda hidup. Sudah? Kalau sudah, kalian jangan berganti pikiran menjadi benda yang lain, ya. Bu Nia akan tanya," kata Bu Nia pada awal pelajaran Matematika.
"Afi berpikir tentang apa?" tanya Bu Nia.
"Teman di kelas tiga dulu. Sekarang sudah pindah. Tapi lupa namanya siapa," jawab Afi.
"Nevan?"
"Sepeda."
"Azzam?"
"Main komputer."
"Dinda?"
"iPhone."
"Rahma?"
"Buku seri petualangan."
"Ghina?"
"Perpisahan."
"Hah? Kenapa?" Bu Nia tampak heran.
"Soalnya mau tari saman, Bu," celetuk Sasa.
"Ckckck."
"Zira?"
"Annisa."
"Annisa? Siapa?" tanya Bu Nia.
"Teman di kelas tiga dulu. Tapi waktu kenaikan kelas empat, dia pindah," jawab Zira.
"Berarti sama kayak Afi, dong. Afi, yang kamu maksud itu Annisa juga?" tanya Bu Nia lagi.
"Iya," jawab Afi yang baru ingat akan nama temannya dulu.
"Oh, kalau Ian?" tanya Bu Nia.
"Ngupil, Bu," jawab Aris.
"Hahaha."
"Aku berpikir tentang busur, Bu," jawab Ian.
"Wah, sudah online ke Matematika, rupanya. Hebat," puji Bu Nia.
"Sekarang, kalian tebak apa yang Bu Nia pikirkan," Bu Nia menantang.
"Kerudung?"
"Salah."
"Matematika?"
"Salah."
"Buku?"
"Salah."
"Nah, dengan ini, kalian dapat mengambil kesimpulan bahwa sedalam-dalamnya lautan, kalian masih bisa mengetahui isinya. Tapi sedangkal-dangkalnya pikiran manusia, akan sangat sulit untuk bisa ditebak. Betul?" tanya Bu Nia.
6C menggangguk.
"Baik, tadi yang Bu Nia pikirkan adalah somay," kata Bu Nia.
"Jadi lapar," kata Ghina.
"Hahaha."

Tiba-tiba Pak Rizal datang. Beliau ingin bertemu dengan anaknya, Nisa. Saat itu, penampilan Pak Rizal lucu sekali. Beliau memakai peci dikepalanya, sorban yang dililit di lehernya, baju koko, sarung yang berwarna bitu, dan membawa buku yang sangat tebal. Rupanya, Pak Rizal sudah siap untuk berangkat Sholat Jumat.
"Assalamualaikum, Pak Haji," canda 6C.
"Hahaha, amin. Waalaikumsalam," jawab Pak Rizal.

Setelah Pak Rizal berlalu, 6C ribut.
"Alhamdulillah barakah, yang punya L 300," teriak Ghina.
"Alhamdulillah barakah, yang berplat nomor F 3333 SS," lanjut Nia.
"Wah, 6C cocok menggantikan Bapak-Bapak yang di depan itu, tuh," canda Bu Nia.
"Hahaha."

Tak lama...
"Ihh, Mila bernyanyi Susis," kata Zira.
"Sule lagi nyanyi," canda Sasa.
"Hahaha."

Setelah Matematika, istirahat, kemudian Bahasa Indonesia dan SBK.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan saran, kritik, dan komentar kamu tentang Diary 6C! Segala pesan yang kamu berikan sangat berarti bagi kami.