Selasa, 31 Mei 2011

Go International!

Hari terakhir di bulan Mei ini disambut dengan ceria oleh warga 6C. Mereka datang ke sekolah tepat waktu, kemudian mengobrol bersama dengan riang sambil menunggu bel berbunyi. Tapi ternyata, hingga bel berbunyi pun, guru-guru T2Q pembimbing latihan Khotmul Quran tak datang jua. Akhirnya murid-murid level 6 terlantar. Mereka dibiarkan bermain.

Tiba-tiba, seorang guru datang. Bukan, bukan guru T2Q, melainkan guru Matematika 6C. Beliau menghampiri akhwat 6C yang sedang asyik mengobrol di luar kelas.
"Teman-teman, ada yang ingin Ibu sampaikan kepada kalian," kata Bu Nia seraya duduk di antara kerumunan akhwat 6C yang sedang mengobrol. Dan obrolan itu pun segera terhenti.
"Ada apa, Bu?" tanya Salsa.
"Jadi begini, hari Kamis lusa kan tanggal merah, tapi Ibu ingin kalian masuk," kata Bu Nia sambil menaikkan kacamatanya yang mulai merosot turun.
"Hah? Masuk?" tanya Sasa heran. Sepertinya dia tidak terima kalau hari liburnya diambil begitu saja.
"Dengarkan dulu, kalian masuk untuk tampil tari saman," jawab Bu Nia menghapus keheranan Sasa.
"Tampil di depan siapa, Bu?" tanya Ghina.
"Di depan tamu-tamu dari Singapura," jawab Bu Nia pelan. Beliau tahu, setelah ini, akhwat 6C pasti akan bersorak kegirangan. Dan benar saja, berbagai pekikan dari akhwat 6C itu mulai terdengar.
"Horeee, tari saman kita dalam proses menuju go international!" sorak mereka riuh. Tapi keriuhan itu segera berlalu karena Bu Eti dan beberapa guru T2Q lainnya sudah datang.

Prosesi latihan Khotmul Quran berjalan layaknya kemarin. Usai latihan, akhwat 6C berkumpul di PSB. Mereka membahas saman mereka bersama dengan manager mereka, Bu Ani dan Bu Rizka.
"Kalian punya kaus, celana, kaus kaki, sama kerudung peniti hitam, nggak?" tanya Bu Ani.
Beberapa murid mengangguk, tapi ada juga yang menggeleng.
"Kalau bisa, sehabis pulang sekolah hari ini, kalian cari kostum itu, ya. Masalahnya ini serius, kita nggak punya waktu banyak," kata Bu Ani.
"Hari ini juga, Bu? Nggak bisa besok?" tanya Nisa.
"Nggak bisa. Besok kita harus langsung gladiresik pakai kostumnya," kata Bu Ani. Beliau tidak menerima tawar-menawar.
"Tapi, Bu...," belum juga Nisa melanjutkan argumennya, sebuah suara dari mikrofon terdengar, "pengumuman, bagi seluruh murid kelas 6, silakan ke lapangan sekarang juga, karena akan ada pemotretan untuk album kelas."
Dan terpaksa, obrolan seputar kostum saman tersebut terhenti. Rapat kecil itu pun bubar.

Di perjalanan menuju lapangan, sebuah percakapan terjadi.
"Eh, aku nggak nyangka loh, tari saman kita bisa sesukses ini. Padahal kan sebelumnya niatnya cuman untuk tampil waktu perpisahan doang," kata Salsa.
Semua mengangguk setuju.
"Semoga tari saman kita semakin maju, ya. Dan bisa go international!" doa Dinda.
"Amiiin!"

Di dekat lapangan, akhwat 6C bertemu dengan seorang fotografer yang akan memfoto mereka nanti.
"Bang, itu kameranya harganya berapa?" tanya Husna seraya menunjuk kamera Nikon yang sedang ditenteng oleh fotografer tersebut.
"Adalah," jawabnya singkat sambil tersenyum salah tingkah.
"Abang punya berapa kamera?" tanya Dinda.
"2," jawabnya. Lagi-lagi singkat.
"Bagi satu, dong!" kata Dinda iseng.
"Hahaha."

5 menit kemudian, pemotretan itu pun dimulai. Dimulai dari kelas 6A. Adi Muttaqin Gunawan.
"1... 2... 3...!" hitung sang fotografer. Adi pun bergaya.
Setelah fotografer tersebut menekan tombol foto pada kameranya beberapa kali, beliau memandang hasil potretnya.
"Kenapa?" tanya Bu Nia sambil menghampiri fotografer tersebut.
"Cahayanya kurang bagus. Harusnya ngambil fotonya pagi-pagi," katanya.
"Kalau begitu besok saja, deh," kata Bu Nia.
Akhirnya, pemotretan pun ditunda. Murid-murid kelas 6 dipersilakan pulang.

3 komentar:

  1. wah, meskipun hanya utk tujuan sederhana, namun jika dilakukan dengan sungguh2 akan menghasilkan sesuatu yg luar biasa :D

    BalasHapus
  2. Caranya menggunakan aplikasi jellymuffin.com gimana sih?

    BalasHapus
  3. kayaknya q prnah lhat kmu di majalah permata

    BalasHapus

Berikan saran, kritik, dan komentar kamu tentang Diary 6C! Segala pesan yang kamu berikan sangat berarti bagi kami.