Selasa, 12 Oktober 2010

Diary Anak-Anak Bandel

Seperti biasa, setelah berbaris membaca ikrar dan janji pelajar muslim, 6C masuk ke dalam kelas dengan tertib. Lalu, MM dengan Pak Yuhdi dimulai.
"Pak Yuhdi mau bertanya, siapa yang tadi pagi sholat Subuh?" tanya Pak Yuhdi kepada seluruh anak 6C.
Hampir semua anak mengangkat tangan.
"Zavien, kenapa nggak sholat?" tanya Pak Yuhdi seraya menghampiri Zavien yang tidak mengangkat tangan. Zavien pun menuturkan alasannya mengapa dia tidak sholat Subuh.
"Kalau Nisa sholat, nggak?" tanya Pak Yuhdi.
Nisa mengangguk.
"Tapi jam 6," lanjut Nisa.
"Maksa banget," komentar Ghina.
"Nggak apa-apa. Yang penting sholat. Besok bisa lebih pagi lagi ya, Nis," nasihat Pak Yuhdi.
Nisa kembali mengangguk.

Selang beberapa menit kemudian.
"Husna! Sasa! Jangan ngobrol," kata Pak Yuhdi.
Husna dan Sasa segera kembali duduk dengan rapi.
"Lagi ngomongin apa? Ngomongin sejarah tari saman, ya?" tanya Pak Yuhdi.
Pak Yuhdi melanjutkan, "eh, Pak Yuhdi kemarin searching di internet, tentang sejarah tari saman. Jadi begini ceritanya...," topik beralih ke tari saman.
"Jiah, Bapak. Lagi membahas sholat Subuh, kenapa jadi ke tari saman?" Ghina protes.
"Habis Bapak ngeliat Sasa. Jadi ingat tari saman," jawab Pak Yuhdi.
Akhirnya, Pak Yuhdi pun menceritakan tentang sejarah tari saman.

"Eh, sebentar lagi bel. Kita belum tilawah. Ayo, buka Al-Qurannya," kata Pak Yuhdi ketika jarum jam menunjukkan pukul 07.55.
"Yahh."
"Eh, dosa kalau nggak tilawah pagi-pagi," kata Pak Yuhdi.
"Emang dosa?" tanya anak 6C heran.
Usai tilawah, T2Q. Kemudian, Pak Muslim masuk ke kelas. Memulai pelajarannya.

"Afi hadir?" tanya Pak Muslim.
Afi mengangkat tangan, "hadir, Pak."
"Amel?"
"Zira?"
"Nevan?"
...
"Sasa?"
"Lagi di tes," jawab Dinda.
"Tes apa?"
"Tes juz 30."
"Apa? Tes MTK?" tanya Pak Muslim. Keningnya berkerut.
"TES JUZ 30!" ulang Dinda.
"Ohh."

Setelah mengabsen, Pak Muslim memberi informasi untuk Rabu besok.
"Jadi, nanti kalian berkumpul sesuai kelompok mentoring. Lalu berpasang-pasangan. Dua orang-dua orang, ya. Setiap dua orang itu membawa satu buah pisau, dua gelas aqua, 4 karet gelang, dan 1 lembar koran. Dan jangan lupa, setiap anak membawa kaos kepanduan. Itu yang nanti akan digunakan pada saat praktek nanti," papar Pak Muslim panjang lebar.

Tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 10, saatnya bagi 6C untuk beristirahat.
"Hooi, saman dance, yuk!" seperti biasa saat istirahat, akhwat 6C latihan tari saman.

Kemudian, IPS dengan Bu Anis. Mereview bab 1, lalu mengerjakan LKS.
"Bu, Kairo tadi di mana?" tanya Kiki.
"Kayaknya Bu Anis nggak ngasih bonus ke Kairo, deh," jawab Bu Anis.
"Oh, iya."

Lalu sholat Dzuhur.
"Eh, ayo cepat. Keburu Bu Alapiyu datang," kata Nisa.
Suasana pada jam 12 lewat 15 di 6C saat itu kacau balau. Jadi begini, Bu Anis sudah menetapkan jadwal petugas sholat. Tapi, Bu Dewi mengimami sholat pada setiap hari Selasa dan Jumat. Akhwat 6C kurang suka, kalau jadwal petugas sholatnya jadi berantakan karena Bu Dewi. Karena itu, setiap hari Selasa dan Jumat, akhwat 6C sholat dengan terburu-buru sebelum Bu Dewi-atau Bu Alapiyu (julukan akhwat 6C kepada Bu Dewi yang artinya I love you)-mengimami sholat dan merusak jadwal.
"Bandel," komentar Husna.
"Iya, nggak apa-apa. Kan kita sudah berjanji kalau kita bandelnya sebulan sekali," kilah Hanifah. Klik disini untuk membaca janji 6C.

Mentoring, Matematika.
"Ulangannya jangan nyontek, ya," kata Bu Nia sambil membagikan lembar soal.
"Iya, Bu."

Waktu mengerjakan ulangannya 1 jam, lalu pulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan saran, kritik, dan komentar kamu tentang Diary 6C! Segala pesan yang kamu berikan sangat berarti bagi kami.