Rabu, 01 Desember 2010

6Cerewet

Pagi itu, matahari bersinar dengan cerah. Tentunya, hati Kalista saat ini juga sedang cerah. Karena hari ini, tepatnya tanggal 1 Desember 2010, Kalista berulang tahun untuk yang kesebelas. Bu Anis memberi selamat kepadanya.

Ketika bel berbunyi, anak-anak 6C segera berhamburan keluar kelas untuk berbaris. Kemudian masuk kembali ke dalam kelas untuk pelajaran pertama.

“Dikarenakan hari Senin UAS, maka kita ubah formasi tempat duduknya, ya. Seperti biasa, berdua-berdua,” kata Bu Anis.
“Boleh memilih teman sendiri, ya, Bu?” tanya Nisa.
“Iya,” jawab Bu Anis.

Kursi dan meja pun digeser-geser. Menimbulkan suara berdecit-decit yang berisik.

Setelah semuanya beres…
“Aku heran, deh. Kiki kan anti banget sama Nevan. Kok, bisa-bisanya Nevan dan Kiki duduk sebangku?” tanya Hanifah.
“Kiki kan nggak masuk. Apa dia mau, ya, duduk di dekat Nevan?” lanjut Dinda.
“Mungkin kalau Kiki masuk, nanti dia minta tukaran tempat duduk,” tebak Husna.

MM pun usai. Kemudian T2Q dimulai. Sampai hari ini, UAS Quran masih berlangsung. Ketika T2Q selesai, Matematika menggantikannya.
“Kita koreksi bersama latihan UAS yang kemarin, ya,” ajak Bu Nia.
“Iya, Bu,” anak-anak 6C segera memfokuskan diri kepada Matematika.

Setelah mengoreksi bersama, Bu Nia memberikan lima buah soal.
“Boleh diskusi nggak, Bu?” tanya Kalista.
“Boleh,” jawab Bu Nia.

Bu Nia menuliskan soal nomor satu di papan tulis.
“Kerjakan, ya,” kata Bu Nia.
Semua anak 6C langsung menekuni buku tulisnya masing-masing.

“Nevan, ini bagaimana cara mengerjakannya?” tanya Bu Nia kepada Nevan.
“Nggak tahu,” jawab Nevan sambil mengangkat bahunya.
“Tapi kok, Nevan tahu kalau jawabannya ini?” tanya Bu Nia lagi.
Kan ngasal,” jawab Nevan sambil nyengir.

“Perhatikan, anak-anak. Untuk nomor dua sampai nomor terakhir, kalian tidak diperkenankan untuk berdiskusi. Kerjakan secara individu saja. Kalau mau bekerjasama, bekerjasamalah dengan buku kalian masing-masing,” kata Bu Nia.
“Kenapa tiba-tiba nggak boleh, Bu?” tanya Husna heran.
Tapi Bu Nia hanya menjawab, “karena teman kalian banyak yang ternyata masih belum mengerti.”

Ketika bel berbunyi, anak-anak 6C segera menyerbu kamar mandi. Untuk apa? Untuk sholat Dhuha, tentunya. Setelah istirahat, Bahasa Indonesia dimulai.
“Kita mengulang materi yang sebelumnya pernah diajarkan, ya,” kata Bu Anis.
“Marteri apa, Bu?” tanya Salsa.
“Materi tentang penggunaan garis miring,” jawab Bu Anis.

Setelah Bahasa Indonesia, istirahat.
“Akhwat 6C disewa untuk tari saman pada saat pembagian rapot. Sekarang, silakan latihan di PSB,” teriak Sasa memberi pengumuman.
“Hah, disewa? Dibayar berapa?” tanya Afi.
“Nggak dibayar, Fi,” jawab Husna.
“Yah,” Afi terlihat kecewa.
“Hahaha.”

Bu Ani mengoreksi tari saman 6C.
“Setelah ini pelajaran apa?” tanya Bu Ani.
“PKn,” jawab Nia.
“Sama siapa?” tanya Bu Ani lagi.
“Pak Fauzi,” jawab Amel.
“Oh, ya sudah, kalau begitu. Sekarang kembali ke kelas saja dulu, ya. Latihan untuk hari ini sudah cukup, tapi masih kurang kompak. Kepalanya dikompakin lagi, ya. Ayo kembali ke kelas. Besok latihan lagi,” kata Bu Ani.
Akhwat 6C mengangguk.

“Silakan dibuka buku tulis kalian di halaman yang paling belakang. Tulis kata ‘ya’ dengan ukuran yang besar. Kemudian di balik halaman itu, tulis kata ‘tidak’ yang ukurannya sama besar dengan ukuran ‘ya’,” pinta Pak Fauzi.
“Pasti mau bermain Ranking 1, ya?” tebak Husna.
“Iya,” jawab Pak Fauzi.
“Ranking 1 yang ada di Trans 7, ya?” tanya Ghina.
“Trans TV, bukan Trans 7,” koreksi Zira.
“Oh, iya, Trans TV,” Ghina meralat.

Ternyata, ketika bermain Ranking 1, pemenangnya tidak ditemukan jua. Kenapa? Karena 6C kompak. Jika satu orang benar, maka sekelas akan benar. Jika satu orang salah, maka sekelas akan salah. Kenapa bisa terjadi? Karena 6C saling contek satu sama lain. Hehehe. Mohon adegan ini jangan ditiru. Perilaku ini hanya untuk anak-anak yang sudah profesional saja. Ah, bercanda. Nyatanya, mau anak yang profesional, mau anak yang tidak profesional, tetap saja mencontek itu dilarang agama (gaya Rahma kalau berbicara).

Ketika 6C sedang bermain Ranking 1, penyakit 6C kambuh. Berisik. Ramai. Ribut. Gaduh. Rusuh.

“Hoi, kita lagi ulangan. Jangan berisik, dong!” protes 6D lewat dinding papan.
“Maaf, penyakit 6C kan lagi kambuh. Namanya saja 6Cerewet, bukan 6Ceria,” balas Ghina lewat dinding papan.
“Hahaha.”

“Syamila, kamu tadi mencium kaki Pak Fauzi?” teriak Ghina.
“Kaki Pak Fauzi bau, ya?” tanya Nia kepada Syamila.
“Ckckck, baru kali ini kaki Bapak dicium oleh murid Bapak sendiri,” kata Pak Fauzi sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Hahaha.”
Syamila memang ada-ada saja.

Setelah PKn, Bahasa Inggris ulangan. Apakah kelasmu sudah ulangan Bahasa Inggris unit 4? Jika sudah, apa ulangannya mudah? Jawab lewat komentar, ya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan saran, kritik, dan komentar kamu tentang Diary 6C! Segala pesan yang kamu berikan sangat berarti bagi kami.