Kamis, 09 Desember 2010

Mauliddita Salsabila Azzahra

"Aku cinta 6C. Di sini aku menemukan hal yang berbeda dari kelas yang lain. Yaitu keceriaannya yang luar biasa. Sampai kapan pun, aku tak akan pernah melupakan 6C," komentar Salsa tentang 6C.

Seorang anak yang memiliki jiwa yang teguh, berpendirian kuat dan tidak mudah terpengaruh dengan lingkungan sekitarnya, itulah Salsa. Lengkapnya, Mauliddita Salsabila Azzahra. Seperti yang kamu ketahui, Salsa memang seorang anak yang percaya diri. Dia tidak malu untuk bertanya tentang apa saja yang tidak dia ketahui.

Salsa yang lahir di Bogor tanggal 26 Juni 1999 ini memiliki keinginan yang kuat untuk masuk ke SMPN 1 Bogor.
"Karena kualitas sekolahnya bagus," kata Salsa.
"Kalau misalnya nggak diterima sih, aku pilih SMPIT Ummul Quro Bogor saja," lanjutnya.

Traveling, menunggang kuda, bermain ATV, dan bermain ice scating adalah hobinya. Sementara cita-citanya yaitu dokter. Kalau ditanya alasan mengapa Salsa mau menjadi dokter, dia akan menjawab, "supaya bisa membantu orang yang kesulitan." Jelas sekali, penyuka warna hitam dan biru ini gemar membantu orang lain. Sifatnya yang ramah dan murah senyum ini juga sangat mendukung wataknya itu.

Salsa juga termasuk golongan orang-orang yang genius. Pengetahuannya tentang dunia luar sudah melebihi pengetahuan rata-rata anak-anak di 6C.
"Aku suka pelajaran IPA dan IPS. Karena dengan itu, aku jadi bisa mengetahui bagaimana keadaan di dunia luar sana," katanya.

"Salsa itu mandiri, dapat melakukan tugas dengan baik. Dia juga kritis. Dan berani untuk berpendapat dan bertanya," komentar wali kelas 6C, Bu Anis.
"Baik, seru, dan orangnya rame," kata Syifa, 6B.
"Asyik, rame, juga seru," kata Zahira, 6B.
"Baik dan pintar. Hmm, pokoknya banyak, deh," kata Nisa.
"Hah? Tentang Salsa? Oh, ya, dia itu baik. Hehe. Kadang suka menolong. Perhatian (kalau sama aku, sih). Dan satu lagi, enak diajak curhat," begitulah opini Kiki tentang Salsa.

Sekian dulu liputan untuk Salsa. Sekarang, kembali ke Diary 6C.

Jam menunjukkan pukul 07.25. Keadaan kelas sudah lumayan ramai. Nisa, Amel, Syamila, dan Kalista sedang mengobrol bersama. Sementara itu di sudut yang lain, Sasa, Dinda, Safira, Rahma, dan Hanifah juga sedang mengobrol. Dan ikhwan juga tidak ketinggalan, mereka juga sedang asyik mengobrol di luar kelas.

Bel sudah berbunyi. Baik ikhwan mau pun akhwat keluar kelas secara otomatis. Mereka pun berbaris. Kemudian masuk ke dalam kelas dengan saling menyelak satu sama lain.

Di dalam kelas 6C tidak ada guru.
"Zavien, siapin doa, dong," pinta Zira.
"Bersiap!" Zavien menurut.

Saat sedang berdoa, pengserut milik Kiki memulai perjalanannya. Seperti biasa, pengserut itu dipinjam oleh banyak orang.
"Pinjam ya, Ki," kata Nindi.
"Aku setelah Nindi," kata Husna.
"Aku juga, setelah siapa aja, deh," kata yang lain.

Berdoa belum selesai. Tiba-tiba Naufal datang. Rupanya dia telat. Tapi tak ada seorang pun yang peduli akan ketelatan Naufal. Akhirnya dia mengangkat kursinya, dan ikut berdoa bersama.

Berdoa selesai. Tapi tak ada seorang guru pun yang ingin menengok 6C. Mau tak mau, harus ada seseorang yang memanggil guru. Akhirnya, Sasa dan Safiralah yang memanggil Pak Yuhdi.
"Pengawas hari ini bukan Bapak, tapi Bu Yuni. Nah, itu dia, Bu Yuni datang," kata Pak Yuhdi.
Bu Yuni pun menjadi pengawas UAS Bahasa Indonesia untuk hari Kamis ini.

"Kelasnya sepi amat," komentar Bu Yuni.
"Iya, Bu. 4 orang nggak masuk," jawab 6C.

Saat 6C sedang khusyu-khusyunya mengerjakan soal tersebut, Zira datang. Seperti Naufal, dia telat. 30 menit kemudian, Ghina datang. Dia telat juga. Kemudian Nia datang. Terakhir, Ridwan yang datang.
"Banyak yang telat, Bu Anis," lapor Nisa kepada Bu Anis ketika Bu Anis datang menengok 6C.
"Iya, maklum. Rumah mereka jauh-jauh. Sekarang Bogor memang sedang rawan macet," jawab Bu Anis.

Setelah UAS Bahasa Indonesia, istirahat. Dan dilanjutkan dengan UAS PKn.
"SUSAAAH!"

"Ayo, siapa yang mau daftar jadi peserta futsal untuk Akrab 2010?" tanya Bu Yuni, sang pengawas ujian.
Beberapa ikhwan mengacungkan tangan.
"Yang mau lomba tahfidz?" tanya Bu Yuni lagi.
Azzam dan Hanifah.
"CCU? Cerdas cermat umum?"
Beberapa akhwat mendaftar.
"CCQ? Cerdas cermat quran?"
Tidak ada yang mau.

Kemudian, Bu Yuni menuliskan beberapa nama untuk ikut CCQ. Karena kalau disuruh memilih, tak akan ada yang mau.

Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 10.30. Pulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan saran, kritik, dan komentar kamu tentang Diary 6C! Segala pesan yang kamu berikan sangat berarti bagi kami.