Kamis, 16 Desember 2010

Pesta Kekalahan

Apa itu AKRAB? Apa tujuan AKRAB? Simak ulasan dari Pak Eman yang berikut ini!
"AKRAB adalah ajang kreasi dan berprestasi bagi semua murid SDIT Ummul Quro Bogor. Tujuan AKRAB adalah untuk melatih kebiasaan berkompetisi dan mencari bakat. AKRAB ini diselenggarakan setiap selesai UAS, karena Ummul Quro ingin memanfaatkan waktu disela-sela waktu guru-guru mengisi rapot. AKRAB sudah diadakan rutin setiap tahunnya sejak lama. Sebelum Bapak masuk Ummul Quro saja, AKRAB sudah ada. Biasanya, lomba-lomba di AKRAB itu berhubungan dengan olahraga seperti futsal, kesenian seperti menggambar dan mewarnai, dan akademis seperti cerdas cermat," papar Pak Eman.
"Apakah lomba-lomba dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 sama, Pak?"
"Berbeda. Untuk kelas 1 sampai kelas 2, lomba menggambar dan mewarnai. Untuk kelas 3 sampai kelas 4, lomba puisi dan nasyid. Sementara untuk kelas 5 sampai kelas 6, lomba cerdas cermat (Rangking 1)," jawab Pak Eman.
"Kalau futsal dan tahfidz?"
"Ya, kecuali futsal dan tahfidz, semua kelas ada," lanjutnya.

Kembali ke Diary 6C untuk hari ini.
Pagi ini, pembukaan AKRAB dimulai di lapangan. Sayangnya, hujan mengguyur lapangan. Semua murid kelas 1 sampai dengan kelas 6 pun menepi.

Pembukaan AKRAB ini disimbolkan dengan bola. Kepala sekolah SDIT Ummul Quro Bogor, Bu Entin, memiliki kesempatan tiga kali untuk menendang bola ke gawang. Sultan, salah satu murid kelas 1 menjadi kiper.

PRIIIT!
Pak Yuhdi meniupkan pluit. Bola pertama pun ditendang oleh Bu Entin. Meski pun hujan, tapi itu sama sekali tidak menghalangi pembukaan AKRAB tahun ini. Kembali ke bola yang ditendang Bu Entin. Kini, bola itu sedang meluncur di atas lapangan yang licin. Dan... Gagal. Bola dihambat oleh kaki Sultan.

Bola yang kedua pun dicoba. Bu Entin kembali melayangkan kakinya untuk menendang bola. Bola kembali meluncur dengan cepat. Kemudian... MASUK! Riuh rendah suara tepuk tangan terdengar. AKRAB pun, secara resmi dibuka.

Setelah pembukaan AKRAB, dengan berbondong-bondong, level 6 menuju aula lantai 2. Ranking 1 dimulai.
"Ranking 1?" tanya Bu Rizka kepada seluruh murid level 6.
"Pintar nggak, tuh?" jawab mereka.
"Sekarang diganti ya. Jadi, aku pasti bisa!" kata Bu Rizka.
"Jii," sorak beberapa murid.
"Kalau ada guru, atau siapa pun itu yang sedang berbicara, tolong dihormati. Jangan disorakin, dong," nasihat Bu Rizka.
Murid-murid level 6 teridam.
"Ranking 1?" tanya Bu Rizka lagi.
"Aku pasti bisa!" teriak seluruh level 6.

"Kita memasuki semester 1, soal yang pertama...," Bu Rizka membacakan soal.

Selang beberapa detik kemudian...
"Aah, aku salah baca soal. Harusnya antonim. Kenapa aku malah jawab sinonimnya, ya?" tanya Zira kepada diri sendiri.
"Sama, aku juga salah," kata Sasa.
35% murid pun keluar dari aula tersebut.

Ranking 1 terus berlanjut. Siapakah pemenangnya? Fauzi Dzulfikar Wibowo, dari 6B.

"Silakan ikhwan 6A dan 6C kebawah untuk mulai bertanding futsal," kata Pak Yuhdi.

Yang disuruh kebawah memang ikhwan 6A dan 6C. Tapi ternyata akhwat 6C juga ikut turun ke bawah? Mau apa? Mau menyemangati ikhwan, dong. Ikhwan dan akhwat 6C turun ke lapangan dengan penuh harapan.

Sebelum bertanding, tim futsal 6Ceria berfoto dahulu.

"Wah, nggak seru. Supertornya 6A mana, nih?" tanya Husna.
"Suporter, kali," ralat Ghina.
"Oh, iya. Supertor. Eh, suporter."

Pertandingan dimulai. Akhwat 6C mulai jenuh.
"Akhwat 6A mana, sih?" protes Hanifah.

5 menit kemudian, akhwat 6A datang.
"Ayo, Nevan! Semangat! Aris, jaga gawangnya! Nio, ayoo, jangan letoy! Woooy! Fokus! Konsentrasi!" akhwat 6C ribut berteriak.
"Emangnya mereka pikir main bola gampang, apa?" protes ikhwan 6C.
"Hahaha."

"6C, di dadaku. 6C, kebanggaanku. Ku yakin, hari ini, pasti menang. Kobarkan ceriamu. Tunjukkan sportifitasmu. Ku yakin, hari ini, pasti menang," akhwat 6C bernyanyi riang. Tak peduli bajunya basah terciprat air dari lapangan.
"Nevan! Jaga! Nevaaaaan! Buta!" Pak Yuhdi ribut.
BRUK! Nevan terpeleset.
"Payah," komentar akhwat.
"Jangan gitu, eh. Maklum lapangannya licin."

Kini, skornya sudah 2-1 untuk 6A. Satu gol dari 6C tercetak dari kaki Nevan.
PRIIIT! Pertandingan selesai.
Hanifah jatuh terduduk di lapangan yang kotor dan basah.
"Nipah!"
"Iya," katanya seraya bangun kembali.
"Kita menang?"
"Kalah."
"Oh."
Kecewa.

Tapi, kata siapa 6C kalah? 6C menang, kok. Berani kalah, berarti sportif. Hanya orang-orang sportif yang bisa menang. Menang dalam melawan kekalahan.

"HEI! JANGAN TERLALU LARUT DALAM KESEDIHAN! KITA PESTA KEKALAHAN, YUK! AKU BAWA KUE!" teriak Dinda.

Ada juga pesta kemenangan, bukan pesta kekalahan. Ckckck. Tapi betul kata Dinda, jangan terlalu larut dalam kesedihan.

6C segera berlari ke kelas.
"Mau dong, Dinda," kata Kiki mengulurkan tangannya.
"Tuh, sudah dimeja kamu," tunjuk Dinda.
Kiki kaget.
"Hah? Nggak jadi minta, deh," kata Kiki.
"Hahaha. Oh, iya. Aku lupa, Kiki kan nggak suka makan buah," kata Dinda.
"Hahaha."

Setelah pesta kekalahan, akhwat 6C berganti baju. Hitam. Lalu mereka latihan saman. Samannya makin mantap, deh! Pantas banget tampil sebagai pembukaan di pembagian rapot dua hari lagi.

3 komentar:

Berikan saran, kritik, dan komentar kamu tentang Diary 6C! Segala pesan yang kamu berikan sangat berarti bagi kami.