Senin, 12 Juli 2010

GDS!

Pagi itu, ketika mentari sudah memancarkan cahayanya yang menembus kaca jendela kelas 6C, seluruh murid 6C termasuk Syamila dan Ian yang kemarin tidak hadir sudah ada di dalam kelasnya. Menunggu bel berbunyi.

Dan ketika bel sudah berbunyi. Ikhwan bergegas keluar kelas. Berbaris. Tetapi, rupanya tata barisnya salah. Akhwat berbaris di depan dan ikhwan berbaris di belakang. Kejadian itu disebabkan karena Akhwat keluar belakangan. Jadi, begitu. Tidak mengerti? Sudahlah.

Setalah acara baris-berbaris, semuanya masuk kelas. Bu Anis yang sekarang berdiri di depan kelas.

"Ayo semua, nanyikan yel-yel kelas 6C yang baru bersama-sama, ya!" perintah Bu Anis.
"Inilah kelas kami,
yang hebat juga ceria,
pastikan kita kan bisa menjadi semua itu,
bersama selalu...
Hey, ayo kita nyanyikanlah,
yel-yel 6C yang ceria,
gembira bernyanyi,
ajaklah kawan semua,
aku 6C bisa...
Hey semua.
Hey semua, aku 6C bisa...
Hey semua.
Hey semua, aku 6C ceria...," mulanya, ikhwan masih belum hafal dengan lirik yel-yel dan nadanya. Tapi, setelah diulang beberapa kali oleh akhwat, ikhwan pun mulai bisa.

Setelah itu, barulah GDS kedua berjalan. Seperti kemarin, GDS bersama Pak Yuhdi. Kali ini membahas GDS ke6-12.

6. Makan dan minum sambil duduk, menggunakan tangan kanan, dan membaca doa.
7. Menggunakan alas kaki di lingkungan sekolah
8. Tidak berlari di lingkungan sekolah
9. Mengangkat tangan saat bertanya
10. Menyampaikan pendapat atau pertanyaan dengan jelas
11. Memakai seragam dan atribut sekolah dengan rapi dan lengkap
12. Bersih dan rapi di meja, kursi, dan lantai

Hafalin ya, nanti kalau ketemu sama Pak Yuhdi lagi, pasti ditanya.

"Baik, sekarang siapa yang mau mengambil kertas di kantor dengan jumlah kertas sebanyak jumlah banyaknya murid di sini ditambah dua!" perintah Pak Yuhdi.

Seseorang mengacung dan langsung ke kantor.

"Sekarang buatlah karya. Terserah kalian mau gambar, puisi, pantun, afirmasi, komik, atau cerita. Temanya tentang GDS tadi. Kalian pilih diantara nomer 1 sampai 12," kata Pak Yuhdi.

Akhirnya, semua berkonsentrasi membuat karya. Kebanyakan sih, afirmasi. Yang paling bagus itu sepertinya punya... Semua!

Setelah itu, bel istirahat berbunyi. Yang belum selesai membuat karya itu akhirnya terpaksa mengumpulkan. Tak peduli sudah selesai atau belum. Tapi, yang penting adalah perut segera terisi. Tak lupa sholat Dhuha, tentunya.

Setelah istirahat usai, anak-anak kelas 5 dan 6 dikumpulkan di lapangan. Mulanya nonton film, tapi malah berdebat.

"Akhwat kelas 5 dan 6 setuju kalau boleh membawa handphone ke sekolah, tapi ikhwan tidak," kata Bu guru yang membawa mic.

Akhwat: "Soalnya handphone itu perlu, kalau misalnya mau dijemput dari sekolah, kan nelepon dulu."

Ikhwan: "Kan bisa nelepon dikantor."

Akhwat: "Kalau sudah naik angkot, terus ke tempat les, gimana?"

Ikhwan: "..." diam membisu.

Akhwat: "1-0!"

Ikhwan: "Seandainya masih disekolah, kan bisa minjam handphone guru."

Akhwat: "Kalau gurunya nggak mau?"

Ikhwan: "Masa ada guru begitu."

Akhwat: "Ada aja, lagian kalau nggak hafal nomer handphone orangtuanya gimana?"

Ikhwan: "..." diam lagi.

"OK, sekarang sudah diputuskan boleh membawa handphone dengan dua syarat. Pertama titipkan kepada guru dan kedua harus membawa handphone dengan alasan yang benar-benar jelas! Benar-benarnya digaris bawahi," kata Bu Ila.

Sekarang bermain 'sedang apa'. Lagi-lagi akhwat lawan ikhwan. Tapi, kini ikhwan yang menang. Huuh, 1 sama deh.

Setelah nonton, sholat Dzuhur. Kali ini, papan tulis di renovasi oleh akhwat. Tataannya seperti waktu dikelas 5. Ada tilawah dan infaq di bawah tanggal. Lalu agenda, informasi cuaca, dan jadwal petugas sholat dzuhur. Disampingnya ada yel-yel 6C dan INFO.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan saran, kritik, dan komentar kamu tentang Diary 6C! Segala pesan yang kamu berikan sangat berarti bagi kami.