Rabu, 21 Juli 2010

5C Atau 6C?

Kembali lagi kekeseharian 5C. Eh, 6C. Hihi, salah. Soalnya baru seminggu sih, di 6C, jadi belum terbiasa. Malah, masih suka salah masuk kelas. Wkwkwk. Jadi, pagi itu, upacara dilaksanakan. Petugasnya 6A. Dan pada akhir upacara, 6C agak kecewa. Soalnya 6C tidak menang dalam lomba penilaian yel-yel. Yang menang adalah 6B (selamat, ya 6B). Tapi, kekecewaan itu tidak berlangsung lama, karena... PELAJARAN AKAN SEGERA DIMULAI.

Pak Muslim yang beragama Islam itu sudah masuk kelas. Tinggal menunggu murid 6C duduk saja. Tak lama..., "hari ini, kita akan belajar tentang ciri khusus yang dimiliki oleh hewan. Yah, bapak akan tulis, dan kalian catat dibuku tulis. Nomer satu... Bla bla bla bla... Nomer selanjutnya silahkan tulis sendiri," sahut Pak Muslim. Beberapa murid terdengar mengeluh pelan.

"Sudah?" tanya Pak Muslim.
"Hah? Cepat banget," keluh Ghina.
"Masa menulis ciri khasnya saja tidak bisa sedikit cepat?" Pak Muslim terdengar jengkel.
"Yah, kirain semuanya. Pakai kegunaannya segala," keluh Azzam sambil menggigit pensil.

Tak lama, bel berbunyi. Sekarang pelajaran Bahasa Indonesia dengan Bu Anis. Bu Anis sekarang mereview tentang Tes Air Bersih di SD Serang. Sampai beberapa anak bosan mendengarnya.

Ceritanya, sebuah sekolah di SD Serang sedang mengadakan PLK. Nama PLKnya adalah Water Testing Day. Nah, dalam PLK tersebut, siswa dan siswi SD Serang dibagi menjadi 4 tim. Yaitu tim RAHMAT, tim SODIS, tim REBUS, dan tim KERAMIK. Tim RAHMAT mendapatkan air bersih dengan cara meneteskan cairan chlorin. Lalu air yang telah dicampur dengan cairan tersebut dikocok-kocok, lalu didiamkan selama 30 menit. Beda lagi dengan tim SODIS. Mereka mendapatkan air bersih dengan cara "solar disinfektasi" atau menghilangkan mikroorganisme melalui penyinaran matahari. Jadi air tersebut dimasukkan ke dalam botol yang dicat hitam setengahnya (supaya menyerap sinar matahari). Botol lalu dijemur di bawah terik matahari selama 6 jam. Lalu tim REBUS mendapatkan air bersih dengan cara merebus air. Kalau tim KERAMIK mendapatkan air bersih dengan cara menyaring air dengan saringan keramik. Setelah itu, semua hasil percobaan dimasukkan ke dalam kotak inkubator selama 24 jam. Lalu perhatikan hasilnya. Air yang bersih adalah air yang airnya terlihat bersih. Sementara air yang masih mengandung mokroorganisme atau E-Coli akan terlihat kotor karena kuman yang semakin berkembang biak.

Lalu, setelah itu Bu Anis memberikan soal-soal menyangkut pembahasan itu. Setelah semua soal telah terjawab (di buku latihan masing-masing), Bu Anis menjelaskan tentang kata serapan.

"Bu, aku tahunya sarapan," kata Kiki melucu.
"Hehe, sarapan? Yang betul serapan. Serapan adalah kata yang diambil dari bahasa asing. Contohnya adalah mikroorganisme, atau chlorin. Tugas kalian adalah mencari... Tatid! Ayo duduk, Ian juga! Duduk! Dari sini juga Bu Anis melihat kalau kalian jalan-jalan!" Bu Anis mulai marah.

Tatid dan Ian segera duduk kembali di bangkunya sambil nyengir.

"Nah, tugas kalian sekarang adalah mencari kata serapan dari bacaan tadi. Minimal 5! Lalu dikumpulkan ke meja Bu Anis nanti, ya?" lanjut Bu Anis.

Tanpa menjawab, semua sudah membolak-balik buku tulis dan buku paket mencari kata serapan yang dimaksudkan itu.

Beberapa menit kemudian, istirahat. Semua anak mengambil wudhu di kamar mandi. Eh, emangnya wudhu di kamar mandi kapan habisnya sih? Kok diambilin nggak habis-habis. Hehe... Untuk apa wudhu? Mau sholat Subuh? Bukan, tapi Dhuha.

Setelah istirahat, sholat Dhuha, makan bekal, jajan, bercanda, bermain, nggosip bersama (adegan ini bukan untuk ditiru), dll.

Pelajaran Matematika, bersama istrinya Pak Eman. Belajar tentang bilangan kubik. Dulu, sekitar kelas 5 semester 1, ketika belajar luas, ada angka 2 kecil nyempil di atas bilangan bulat. Maka, sekarang yang nyempil adalah angka 3 kecil.

Banyak yang bilang, Bu Nia orangnya baik. Cantik pula (yaiyalah, mana mungkin ganteng?). Mungkin dianggap baik karena mengajarnya dengan metode yang bagus. Hehe, makanya disenangi banyak murid.

Pelajaran Matematika yang berlangsung selama 3 jam pelajaran (satu setengah jam) itu akhirnya selesai juga. Murid-murid memasukkan buku paket dan buku tulisnya serta alat tulis ke dalam tas (kecuali yang malas). Ikhwan bergegas ke masjid dengan tangan kanan di dada memegang Al-Quran (ada juga yang membawanya nggak benar, yaitu dibawa biasa saja, dengan tangan kiri pula) sementara itu akhwat menggelar tikar dan karpet lalu sholat berjamaah di kelas.

Usai makan siang, dengan berbondong-bondong, akhwat 6C (nggak semuanya sih) berjalan beriringan ke kamar mandi. Tapi bukan untuk mengambil wudhu lagi. Mau sholat apa coba? Lagi pula wudhu di kamar mandi juga sudah hampir habis (ngaco). Mereka ke sana untuk menggosok gigi. Kan habis makan.

Sekarang T2Q di kelompok masing-masing. Lalu IPS. IPS bersama Bu Anis. Belajar tentang wilayah-wilayah di Indonesia. Tak disangka-sangka oleh murid 6C bahwa ternyata dahulu, Indonesia hanya terdiri kurang dari 10 propinsi.

Setelah menulis-menulis-menulis. Sholat Ashar berjamaah, lalu tidur. Eh, lalu pulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan saran, kritik, dan komentar kamu tentang Diary 6C! Segala pesan yang kamu berikan sangat berarti bagi kami.