Selasa, 01 Juni 2010

Detik-Detik Menjelang UAS

Bu Anis dan Bu Salma belum juga kelihatan batang hidungnya. Padahal, bel sudah berbunyi sejak semenit yang lalu. Untung saja, 5C dengan penuh rasa tanggung jawab, menjalankan tugasnya masing-masing. Dinda yang menyiapkan barisan. Setelah membaca syahadat dan ikrar, 5C berbaris rapi masuk ke kelas dan segera duduk di bangku masing-masing.

Dua menit kemudian, Bu Anis datang.
"Assalamualaikum," salam Bu Anis sambil tersenyum ramah.
Murid 5C menoleh.
"Waalaikumsalam," jawab mereka.

"Ayo, dipersilakan Amel untuk menyiapkan doa," kata Bu Anis.
Amel pun menyiapkan doa.

Seusai berdoa, Bu Anis mengajak 5C untuk berdoa kembali, tentunya berdoa untuk Palestina.
"Bu, boleh nggak ngeledek Israel lewat Facebook?" tanya Kiki, tiba-tiba.
"Lebih baik jangan, nanti timbul masalah lain," pesan Bu Anis.
Kiki mengangguk tanda mengerti.

Setelah murajaah surat An-Naba, 5C berganti formasi tempat duduk. Terdengar derak-derik meja dan kursi yang di seret-seret.

Saat pelajaran Mentoring, Halimah menangis. Tangannya gatal, kalau digaruk jadi perih. Kadang dingin, kadang panas. Begitu katanya dalam tangisnya. Akhirnya, Hanifah dan Husna mengantarnya ke UKS.

"Untuk hari ini, bagi yang nggak remedi, harap keluar untuk mengerjakan latihan soal ulangan dari Dinas. Bagi yang remedi, harap tinggal di kelas dulu," kata Pak Adit memulai pelajaran PKn.

"Ada tugas latihan soal ulangan. Dikerjakan, boleh diskusi, dan boleh mencari tempat lain," kata Pak Asep di tengah pelajaran Bahasa Inggris.

Usai pelajaran Bahasa Inggris, pelajaran T2Q di kelompok masing-masing dimulai.

Setengah jam kemudian, pelajaran Matematika berlangsung. 5C dengan bimbingan Bu Nia mengerjakan soal latihan UAS (lagi).

"Latihan UAS melulu," keluh Sasa.
"Namanya juga mendekati waktu UAS," balas Rahma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan saran, kritik, dan komentar kamu tentang Diary 6C! Segala pesan yang kamu berikan sangat berarti bagi kami.