Kamis, 23 September 2010

MM Bersama Pak Yuhdi

"Salamun salamun," usai berbaris, Ghina bernyanyi seraya duduk di kursinya.
"Bapak, kok, pakai baju itu melulu?" tanya Zira.
"Enggak, kok, kemarin Bapak pakai yang oren," jawab Pak Yuhdi santai.
"Eh, Bapak, seharusnya, Bapak yang nanya, kenapa kok kita pakai baju ini melulu," kata Kiki.
"Hahaha."


"Ya sudah, sekarang mau tilawah atau murajaah?" tanya Pak Yuhdi.
"Murajaah!"
"Surat apa?"
"An-Naas!"
"Ya sudah, surat An-Naas sampai surat Ad-Duha," kata Pak Yuhdi.
"Nggak perlu, makasih, An-Naas saja cukup, Pak!" tolak Hanifah.
"Baik kalau begitu, surat Al-Alaq! 1... 2... 3...," Pak Yuhdi memberi komando.
Lalu surat Al-Alaq pun dilantunkan dengan merdu.
Usai membaca surat Al-Alaq, Pak Yuhdi memberi sedikit tantangan.
"Ayo, tadi membaca surat Al-Alaqnya bersama, jadi mudah. Sekarang, Bapak tantang satu orang membaca surat Al-Alaq sendiri. OK, yang... Paling nggak rapi!" kata Pak Yuhdi, kemudian keadaan kelas langsung rapi. Akhirnya Zira yang ditunjuk untuk membaca surat Al-Alaq.
"Aaah, ya sudah aku saja, Pak. Zira lama," kata Ghina.
Akhirnya Ghina yang membaca.
"Iqrabismirabbikalladzikhalaq...," sampai ayat ke sekian, Ghina berhenti.
"Ayo?" Pak Yuhdi minta lanjutannya.
"Manusia, Pak. Bisa SALAH!" teriak Ghina.
"OK, kalau begitu, kita langsung saja melanjutkan cerita yang kemarin," kata Pak Yuhdi.

Saat asyik-asyiknya mendengarkan cerita dari Pak Yuhdi, tiba-tiba Nindi datang.
"Wah, teman kalian ada yang telat. Ayo Nindi, minta maaf dulu," kata Pak Yuhdi.
"Hmm, teman-teman...," Nindi gugup.
"Ayo, Nindi, biar cepat cerita lagi," kata Zira.
"Teman-teman, saya minta maaf. Saya telat karena kesiangan," katanya.
"Dimaafin nggak?" tanya Pak Yuhdi.
"Dimaafin."
Setelah itu, cerita kembali dilanjutkan.

Pelajaran T2Q dan PJK berlangsung setelah MM usai.

Lalu dilanjutkan dengan PAI.

"Ayo buka Al-Quran kalian di surat Muhammad ayat 18," perintah Bu Anis.
"Surat ke berapa, Bu?" tanya Rahma.
"Surat Muhammad surat ke 47," jawab Bu Anis.
"Ayat berapa, Bu?" tanya Halimah.
"DELAPAN BELAS!" jawab Zira.
"Oh."
"Yah, kita belajar tentang kiamat, deh," kata Ghina.
"Seru, kali."
"Iya, tapi serem."

"Sekarang jawab yang jujur pada Allah, jangan pada Bu Anis. Kalian yakin nggak dengan adanya hari kiamat?" tanya Bu Anis.
"Yakin, tapi takut," kata Salsa.
"Iya, sama," dukung Rahma.

"Kalau begitu, sekarang kalian baca bab 2. Nggak ada yang tahu kapan kiamat. Ya, kan?" Bu Anis bertanya.
"Iya, bisa saja hari Minggu. Minggu kan, hari terakhir," kata Ghina.
"Hahaha."

Usai PAI, istirahat, lalu Bahasa Indonesia.
"Hari ini kita tidak belajar dengan buku paket, yah," kata Bu Anis.
"Yaah."
"Kita akan memperkaya kosakata. Ayo buka buku tulis kalian. Nomer 1, aku adalah...," Bu Anis membacakan soal.

Setelah Bahasa Indonesia, Tarjamah. Tetapi Pak Musyafa tidak masuk.
"AWAS LANTAI DISINI LICIN! HALIMAH SUDAH PERINGATI LOH, YA! NANTI KALAU ADA YANG TERPELESET, JANGAN SALAHIN HALIMAH!" teriak Halimah di depan kelas sambil membawa pel.
"Hahaha."

Setelah itu, sholat Asar. Petugasnya 6C. Nio menjadi muadzin, Azzam menjadi pemimpin dzikir, dan Nevan doa. Begitulah hari Kamis di 6C. Bagaimana dengan kelasmu? Apakah sama menyenangkannya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan saran, kritik, dan komentar kamu tentang Diary 6C! Segala pesan yang kamu berikan sangat berarti bagi kami.